News  

Cerita Menkes Indonesia Diejek Negara Sedunia Karena Vaksinasi COVID-19 Hanya 10 Ribu Per Hari

Program vaksinasi corona terus dilakukan pemerintah untuk mencapai herd immunity. Namun upaya ini tak semudah membalikkan telapak tangan.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia sempat diejek negara-negara lain karena rendahnya jumlah vaksinasi per hari yang semula hanya 10 ribu. Menurutnya, negara lain pesimistis Indonesia bisa mencapai kekebalan kelompok dalam waktu yang singkat.

“Kita mulai 10.000 diejekin oleh seluruh dunia, bilang Indonesia 10.000, 10 tahun baru selesai. Kemarin kita tembus 100.000 diejekin mungkin 5 tahun, kemarin (kita tembus) 200.000,” ujar Budi Gunadi dalam acara peresmian pos pelayanan vaksinasi di Kemayoran yang digelar secara virtual, Rabu (3/3)

Namun Budi Gunadi tak terlalu memikirkan ejekan tersebut. Sebab, jumlah vaksinasi yang diupayakan saat ini memang sangat tergantung pada stok dan jatah vaksin corona yang masih minim.

Ia pun menegaskan stok vaksin untuk Indonesia akan terus bertambah pada semester kedua 2021. Indonesia akan kedatangan bulk vaksin yang dipesan dari berbagai produsen vaksin dunia.

“(Kalau) orang tanya sebaiknya kita enggak usah cepat-cepat juga, kalau kita satu juta per day-nya dilakukan di bulan Januari 3 hari selesai yang 3 juta itu karena itu jatahnya kita dalam dua bulan enggak punya vaksinasi,” ucap Budi Gunadi.

“Kita beruntung kita sudah bisa cuma memang baru sekitar 90 juta dosis vaksin atau 45 juta orang yang bisa divaksinasi sampai dengan bulan Juni karena vaksinnya baru datang banyaknya di bulan Juli ke belakang,” lanjut dia.

Budi Gunadi mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah mengatur alur vaksinasi pada semester kedua. Sebab, berdasarkan hitung-hitungan, pemerintah harus meningkatkan jumlah vaksinasi per hari untuk mencapai target vaksinasi 181 juta penduduk sesuai arahan Presiden Jokowi.

“Karena semester pertama itu hanya 20-25%, karena berapa pun kita bisa vaksinnya enggak ada, yang berat adalah di semester kedua. Nah itu akan ada jadi 181 kurang 45 juta ada 140 juta yang harus disuntik dalam 6 bulan, 140 juta dalam enam bulan,” ungkap Budi Gunadi.

“Beda dengan yang enam bulan pertama cuma 45 juta. Itu akan masalah karena hitung-hitungan saya butuh dua sampai tiga juta per day,” sambungnya.

Oleh karena itu, ia meminta peran serta semua pihak membantu pemerintah memenuhi target kekebalan komunitas pada akhir Desember 2021.

“Ini bukan program yang individualis, ini program yang sangat sosialis, ini bukan buat ini tapi ini buat sana dan untuk itu butuh dukungan dari semua komponen bangsa,” pungkas Budi Gunadi. {kumparan}