News  

Telat Kucurkan BST Tahap Dua, Bank DKI Diminta Contoh Konsistensi Perumda Pasar Jaya

Sudah lebih satu minggu Bansos Tunai (BST) tahap kedua telat dikucurkan Bank DKI yang seharusnya akhir bulan februari sudah diterima masyarakat yang sudah terdata penerima BST tahap pertama.

Alhasil banyak masyarakat yang bingung dan resah bolak balik datang ke ATM, uang BST tidak kunjung datang.

Ketua Umum Koalisi Peduli Jakarta (KPJ), Amos Hutauruk mengatakan situasi saat ini Ibarat kutipan lagu Iwan fals (Habis berbatang-batang tuan belum datang dalam hati resah menjerit bimbang apakah esok hari anak-anakku dapat makan
oh Tuhan, beri setetes rezeki), curahan hati masyarakat yang semestinya menjadi skala perioritas pemangku jabatan di Ibukota ini, bukan pamer penghargaan.

Amos menilai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bank DKI memperoleh penghargaan Best BUMD Awards baik adanya, apalagi penghargaan tersebut diberikan atas achievement (prestasi), improvement (perbaikan), dan contribution (kontribusi) yang telah dilakukan oleh BUMD, untuk menambah tingkat kepuasan nasabah bank DKI, itu sah-sah saja.

Hanya situasi yang terjadi di tengah masyarakat berbanding terbalik potretnya saat ini. Di tengah pandemi virus covid-19 yang belum tuntas, pekerjaan yang sulit, pendapatan yang menurun, Daya beli berkurang.

Amos menyarankan kepada BUMD Bank DKI mestinya belajar dulu ke BUMD Perumda Pasar Jaya yang konsisten selama satu tahun tanpa lelah, tidak telat memberikan bantuan Bansos kepada masyarakat sebanyak 14 tahap sejak april 2020 yang lalu tanpa pencitraan menerima penghargaan.

Menurut jadwal mestinya Bansos Tunai (BST) Rp 300.000, tahap kedua seharusnya diterima warga jakarta akhir bulan februari lalu. Ini malah molor pencairannya sampai minggu kedua maret 2021, informasi yang diterima KPJ dimasyarakat.

Menurut Amos, okelah untuk penerima dengan usulan pendataan baru tidak bisa dicairkan bersamaan dengan penerima yang sudah mendapat BST tahap pertama, Karena pasti butuh waktu untuk data entrynya serta proses administrasi seperti pencetakan buku tabungan dan kartu ATM dari Bank DKI serta pendistribusiannya tapi yang sudah terdata cairkan saja.

Tidaklah elok menyandang banyak penghargaan bila dalam pelayanan masyarakat tidak sesuai dan memperoleh manfaat karena yang menilai lembaga perbankan baik dan layak menerima penghargaan bukan diri kita sendiri melainkan masyarakat. Mungkin ini sedikit pencerahan untuk BUMD Bank DKI yang telah menerima penghargaan.