News  

Bukit Algoritma, Silicon Valley Indonesia Senilai Rp.18 Triliun Yang Dipimpin Budiman Sudjatmiko

Sosok Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko sedang menjadi sorotan seiring beredarnya kabar tentang rencana pembangunan megaproyek Bukit Algoritma atau “Silicon Valley” Indonesia yang terletak di kawan Sukabumi, Jawa Barat.

Berbagai tanggapan muncul terhadap Budiman yang disebut akan menghandle proyek besar yang diperkirakan menelan dana hingga 1 miliar Euro atau setara Rp 18 triliun.

Bahkan, Budiman sampai memberikan klarifikasinya terkait tudingan sejumlah pihak yang menganggap adanya faktor ‘bagi-bagi proyek’ terkait pembangunan Bukit Algoritma.

Budiman memastikan bahwa proyek tersebut berjalan dengan tanpa menggunakan dana dari APBN. Menurutnya, seluruh anggaran berasal dari investor baik dari dalam maupun luar negeri.

Meski demikian, Budiman belum mau mengungkapkan siapa saja investor yang terlibat dalam pembangunan megaproyek tersebut.

Meski Budiman sudah buka suara, sejumlah warganet mempertanyakan perusahaan yang ditunjuk menjadi pelaksana dalam proyek.

Salah satunya kemunculan nama PT Kiniku Bintang Raya yang dianggap masih asing terdengar dalam sejumlah penggarapan proyek besar.

“PT Kiniku Bintang Raya tidak diketahui sepak terjangnya. Sedangkan dalam rilis kerja sama kedua perusahaan disebutkan bahwa Kiniku memiliki Ketua Pelaksana, yaitu Budiman Sudjatmiko,” tulis @inisifanew

“Bukit algoritma dengan 18 T ini marupakan lahan basah dan licin.Berpotensi banyak orang bakal tergelincir ke kubangan korupsi. Lebih urgensi pemerataan koneksi internet di banding silicon valley.Banyak tmpat yg bakal digadang2 jadi silicon valley di indonesia,tp ujung2nya menguap,” tulis @Larenadwira

Di antaranya banyaknya kecurigaan dan sindiran, tidak sedikit yang memberikan apresiasi terhadap rencana besar itu.

Salah satunya dari politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon. Ia pun percaya bahwa Budiman benar-benar akan menjadikan proyek itu sesuai rencana.

“Baru pagi ini ngeh soal Bukit Algoritma. Krn penggagasnya mas @budimandjatmiko yang aku percaya integritasnya kudoakan sukses jadi Silicon Valley Indonesia mas.

Semoga ini nantinya bukan sekedar jualan tanah dan properti atau paling jauh jadi kawasan industri seperti yang telah kita kenal,” tulis Jansen.

Pembangunan tahap awal

Dana sebesar itu akan digunakan untuk peningkatan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development, serta meningkatkan sektor pariwisata di kawasan seluas 888 hektar itu.

Pengembangan tahap awal diperkirakan memakan waktu tiga tahun. Bukit Algoritma sendiri merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 yang letak persisnya berada di kawasan Cikidang dan Cibadak.

“Pengembangan KEK Sukabumi diharapkan mampu meningkatkan infrastruktur pertumbuhan yang tangguh berkelanjutan dan mewujudkan pembangunan SDM berbasis iptek yang merupakan salah satu alat dukung penuh pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional (PEN),” ujar Direktur Utama PT Amarta Karya (Persero) atau AMKA Nikolas Agung.

Sementara itu, Business Development Advisor AMKA Oki Fahreza menambahkan, Sukabumi dinilai menjadi kawasan yang strategis untuk menjadi lokasi pembangunan Silicon Valley Indonesia.

Sebab, memiliki infrastruktur pendukung, seperti akses Tol Bocimi, Pelabuhan Laut pengumpan Regional (PLPR) Wisata dan Perdagangan Pelabuhan Ratu, Bandara Sukabumi Cikembar yang akan dibangun, dan Double Track KA Sukabumi.

“Karena itu, kami akan melakukan best effort dan best practice, serta bergandengan tangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan agar proyek yang dipercayakan pada AMKA ini bisa dilaksanakan dengan lancar,” ucapnya.

Selanjutnya, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menyebutkan, Bukit Algoritma diharapkan dapat menjadi pusat penelitan dan pengembangan (R&D) serta pengembangan sumber daya manusia di masa depan.

“Kawasan ini (Bukit Algoritma) akan menjadi salah satu pusat untuk pengembangan inovasi dan teknologi tahap lanjut, seperti misal kecerdasan buatan, robotik, drone (pesawat nirawak), hingga panel surya untuk energi yang bersih dan ramah lingkungan,” ujarnya. {TRIBUN}