News  

Kepala BIN Papua Di Dor OPM, Kenapa Densus 88 Menyisir Petamburan?

Bangsa Indonesia bersedih, karena beberapa hari ini dilanda banyak musibah. Sebelumnya, KRI Nanggala 402 tenggelam dan 53 awaknya dikabarkan meninggal dunia. Belum lagi, kabar kabinda Papua meninggalkan dunia ditembak OPM.

Sebagaimana diberitakan, Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Ignatius Yogo Triyono menyatakan Kepala Badan Intelijen (Kabinda) Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya meninggal dunia ditembak Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sekira jam 15.30 WIT Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.

Atas insiden penembakan tersebut, Badan Intelijen Negara (BIN) kini melabeli Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebagai Kelompok Separatis dan Teroris (KST). Penyebutan itu buntut dari ditembaknya Kabinda Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, Minggu (25/4).

Hanya saja, yang menjadi aneh bagi publik, kenapa Densus 88 tidak segera dikirim ke Papua untuk bertempur melawan Teroris OPM, menangkap Teroris OPM hidup atau mati ? Bukankah, kehebatan Densus 88 sangat mumpuni untuk melumpuhkan OPM ? Atau, apakah densus 88 hanya didesain untuk menangkapi umat Islam ?

Bukannya menangkap teroris OPM, densus 88 malah menangkap Munarman di rumahnya. Senjata dan peralatan canggih, tak digunakan untuk memburu OPM, tapi malah sibuk digunakan untuk menangkapi aktivis.

Tim Gegana dari tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror Polri malah sibuk melakukan penggeledahan di bekas markas Front Pembela Islam (FPI) yang berlokasi di Jalan Petamburan III (27/4/2021). Penggeledahan dilakukan berkaitan dengan penangkapan Munarman.

Padahal, segenap rakyat Indonesia sedang menunggu aksi heroik densus 88 memburu Teroris OPM, menangkap mereka dalam keadaan hidup atau mati. Atau, apakah sebenarnya densus 88 tidak bernyali melawan Teroris OPM ? hanya garang kepada umat Islam yang tidak bersenjata ?

Semua fakta aneh ini, semakin meyakinkan hati umat Islam bahwa isu terorisme hanya digunakan untuk menzalimi umat Islam. Terorisme tidak berlaku -meskipun tindakannya hingga melakukan pembunuhan- jika pelakunya bukan umat Islam.

Menyedihkan, pajak rakyat yang dibayar kepada pemerintah justru digunakan untuk membiayai aparat berbuat zalim kepada umat Islam. Astaghfirullah, ini benar-benar sudah berada diluar batas kewajaran.

Munarman, HRS, FPI, adalah bagian dari umat Islam. Segenap umat, wajib membela dengan segala daya dan upaya. Jangan biarkan, rezim ini sekehendak hati berbuat zalim.

Di bulan Ramadhan ini, mari kita adukan semua kepada Allah SWT. Kita memohon, dalam keadaan terzalimi, dalam keadaan berpuasa, dalam keadaan membaca al Qur’an, agar doa kita diijabah Allah SWT, agar Allah SWT segera mengangkat kekuasaan yang zalim ini. Amien Ya Rabbal ‘Alamien.

Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik