Terungkap! Ternyata Banyak Juga Proyek Tol Jokowi Yang Mandek

Penyelesaian proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia nyatanya tidak selalu berjalan lancar seperti yang direncanakan. Ada-ada saja kendala yang membuat jalannya proyek ini terpaksa jalannya kurang mulus.

Biasanya maslaah ini muncul karena berbagai persoalan mulai dari persoalan harga hingga penggunaan lahan adat atau wilayah konservasi yang membuat masalah makin rumit.

Lalu proyek mana saja yang akhirnya penyelesaiannya terkendala?

Serpong-Balaraja Karena Biaya Ganti Rugi
Penyelesaian proyekini terpaksa terkendala karena warga di wilayah yang dilewati proyek tol ini menolak sepakat untuk harga ganti rugi tanah yang ditetapkan.

“Iya benar minggu lalu, ada demo penolakan proyek tol Serbaraja. Diprotes karena tidak semua masyarakat setuju dengan biaya ganti rugi,” kata Suaep (25), warga Cilenggang pekan ini.

Kerumitan ini ditambah lagi dengan adanya pernyataan dari Anggota Komisi V DPR RI, Lasmi Indaryani yang menyebut bahwa pembangunan tol ini akan disokong dana dari investor. Sehingga proses pembebasan lahan untuk tol ini menjadi kian rumit.

“Mungkin jika hanya masyarakat yang punya tanah sekitar itu, mungkin ganti untung bisa lebih mudah, tapi jika ada tiba -tiba ada investor dadakan, lama – lama mereka tidak cukup mengambil untung sedikit,” kata Lasmi dalam keterangannya.

Pembebasan lahan yang tak kunjung usai ini membuat proses pembangunan tahap pertama tol ini tak kunjung berprogress sebab masih terdapat beberapa titik-titik yang lahannya masih belum juga dibebaskan.

Lasmi sendiri telah mendorong agar pembangunan segera dilakukan, mengingat mulainya proyek in saja sudah molor tiga tahun dari 2016. Ditakutkan jika tak kunjung berjalan, lama-lama proyek ini akan mangkrak.

Untuk diketahui, proyek ini pegang oleh PT Trans Bumi Serbaraja sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan nilai investasi mencapai Rp 6,04 triliun. Total panjang ruas mencapai 5,15 kilometer terbagi atas tiga paket pembangunan. Pembangunan tol ini ditarget selesai pada Desemberi 2021 ini.

Padang-Sicincin Karena Tanah Adat
Ruas tol ini merupakan bagian dari pembangunan proyek Tol Trans Sumatera. Kendala yang terjadi lantaran tol ini harus melewati tanah pusaka dan bersifat produktif yang dimana membuat proses pembubaranya lahannya makin pelik.

Bahkan, perusahaan yang bertugas membangun tol ini, PT Hutama Karya (Persero) dikabarkan menghentikan pembangunannya.

“Pembebasan lahan masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, meski demikian progress yang tidak begitu signifikan ruas tol ini bukan karena pembangunan yang lambat, tapi perusahaan hanya dapat mengerjakan konstruksi tol sesuai lahan yang telah dibebaskan,” kata Koentjoro, Direktur Operasi III Hutama Karya.

Saat ini perusahaan tengah mencari jalan keluar alternatif untuk tetap melaksanakan proyek tersebut, mulai dari lokasi, relokasi trase hingga hingga koordinasi dengan berbagai pihak dalam pembangunan.

“Tapi prosesnya kami mengikuti sepenuhnya keputusan yang telah ditetapkan regulator,” imbuhnya.

Masalah Lahan Medan Binjai & Binjai-Langsa 1
Dua ruas tol ini membutuhkan percepatan investasi sebab kebutuhan dananya besar sedangkan ketersediaannya terbatas.

“Pembangunan Tol Trans Sumatera ini merupakan proyek strategis nasional yang amat cukup besar dana alokasinya. Merujuk pada situasi keuangan negara, kita harus kerja keras agar semuanya berjalan sesuai target, banyak hal yang harus kita fokuskan ulang,” kata Ferry Pasaribu, Asisten Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Percepatan Investasi Kemenko Marves.

Namun demikian, dia mengatakan bahwa upaya percepatan tidak bisa dijalankan secara linear. Untuk itu pemerintah menciptakan UU Cipta Kerja dengan harapan dapat menciptakan kondisi iklim investasi yang kondusif.

Yogya-Solo, Melewati Wilayah Harta Karun
Pembangunan tol di wilayah tengah Pulau Jawa ini juga tak berjalan lancar lantaran melewati lahan parkir di rumah situs berisi kisah penemuan harta karun Mataram Kuno.

“Untuk rumah situsnya bangunanya tidak kena, yang kena lahan parkirnya saja,” kata Cahyoko, Sekretaris Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan.

Meskipun lahan parkir terlewati, tapi bangunan rumah situs berisi penemuan puluhan kilogram perhiasan dan uang emas masih aman. Lokasi lahan tempat harta karun juga masih aman.

Dia menjelaskan, di desanya lahan yang terkena proyek tol luasnya mencapai 3,5 hektare, mencakup 65 bidang. Sosialisasi juga sudah dilakukan sebanyak dua kali oleh pemerintah. {CNBC}