Waketum Demokrat Tuding Jokowi dan Mahfud MD Biang Kerok Kematian KPK

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman kembali menyoroti polemik yang terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Benny mengaku dirinya sempat berpikir bahwa KPK akan menjadi kuat di tangan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlebih dengan dipilihnya Mahfud MD sebagai Menko Polhukam.

“Semula saya pikir Presiden Jokowi benar- benar akan melindungi dan memperkuat KPK. Apalagi dengan diangkatnya Prof Mahfud MD jadi Menko Polhukam di periode kedua Presiden Jokowi,” tulis Benny melalui Twitter pribadinya Rabu, 26 Mei 2021.

Namun kata Benny, perkiraannya meleset dan menyebut bahwa di tangan Jokowi dan Mahfud MD lah KPK mati kutu. “Ternyata perkiraan saya meleset. Di tangan mereka berdua (Jokowi dan Mahfud MD) KPK mati kutu,” tandasnya.

Sebelumnya, KPK sempat menjadi sorotan lantaran tes wawasan kebangsaan yang dinilai sarat akan kejanggalan dan disebut-sebut sebagai upaya untuk melanggengkan praktik korupsi di Indonesia.

TWK juga sempat menjadi polemik usai diketahui sebanyak 75 pegawainya tidak lolos termasuk penyidik senior Novel Baswedan dan lainnya yang diklaim memiliki prestasi dan integritas dalam pemberantasan korupsi.

Presiden Jokowi sebelumnya telah menegaskan bahwa TWK tidak serta merta dapat memberhentikan pegawai yang tidak lulus.

Namun kini kembali mencuat bahwa sebanyak 51 pegawai benar-benar diberhentikan (dipecat) lantaran tidak memenuhi syarat untuk menjadi ASN.

Badan Kepegawaian Nasional (BKN) telah menegaskan bahwa sebanyak 52 pegawai yang tidak lulus TWK resmi dicopot.

Padahal sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa alih fungsi status pegawai jangan serta merta memberhentikan.

Namun demikian, pihak BKN mengklaim bahwa keputusan pemberhentian terhadap 51 pegawai yang semula berjumlah 75 yang tidak lulus TWK adalah sudah tepat.

Bahkan BKN mengklaim bahwa pihaknya tidak mengabaikan perintah presiden terkait pemberhentian tersebut. {pikiranrakyat}