6 Sindiran Fadli Zon Untuk Jokowi

6 Sindiran Fadli Zon Untuk Jokowi

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, memang dikenal selalu mengkritik atau menyindir Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Kegiatan yang dilakukan Jokowi pun menjadi sasaran penilaian Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu. Salah satunya menyindir pernikahan putri Jokowi, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution.

Ia berkicau di akun Twitter-nya dengan menyebut urusan pernikahan tidak ada yang mengalahkan Jokowi. “Dalam 3 tahun Pak @jokowi menikahkan 2 anaknya, tinggal 1 lagi. Semua Presiden RI lain kalah dalam soal ini. Kerja, kerja, kerja,” cuit @fadlizon beberapa waktu lalu.

Bukan kali itu saja Fadli Zon menyindir Jokowi. Janji kampanye yang membuat Puskesmas seluruh Indonesia hingga hal Pemilihan Presiden 2019 tak luput jadi sindiriannya.Berikut 6 sindiran Fadli Zon ke Jokowi:

1. Bikin Puskesmas

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mengungkapkan banyak program Jokowi yang tak direalisasikan dan tidak sesuai harapan masyarakat. Salah satunya membuat Puskesmas di seluruh Indonesia.

“Apalagi 3 tahun ini janji Pak Jokowi ini tidak delivered (sampai), proyek-proyek Jokowi yang ratusan hanya 4 yang terealisasi. Misalnya membuat Puskesmas 50 ribu dalam 5 tahun. Sekarang ini sudah jalan 4 tahun, baru berapa dibuat? Saya kira 1 pun engga ada. Kalau logikanya bikin 1 hari, ada 27 Puskemas dibikin,” kata Fadli.

2. Ekonomi Pembangunan Tak Jelas

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon menilai, konsep pembangunan ekonomi Pemerintahan Jokowi-JK tidak jelas arahnya sepanjang tahun 2017 lalu.

“Ini bisa kita lihat dari jargon yang dibangun. Saat naik, pemerintah mengusung jargon ‘Revolusi Mental’, seolah itu akan jadi blue print kerja selama lima tahun. Tapi kemudian mereka bangun ternyata adalah infrastruktur fisik. Jadi, antara wacana yang diproduksi dengan praktik yang dikerjakan tidak nyambung,” kata Fadli.

3. Hidup Makin Susah

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, banyak masyarakat yang merasa kehidupan ekonomi semakin susah di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.

“Ekonomi masyarakat masih susah. Saya tanya masyarakat ke bawah, menengah, dan elite, itu ditanya rata-rata sama. Hidup makin susah atau mudah? Makin susah,” ujarnya.

4. Jokowi Pencitraan

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mengomentari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Imam salat Zuhur di Afganistan. Makmumnya adalah Presiden Afganistan, Ashraf Ghani serta para Ulama Afganistan.

Ia menilai, hal tersebut bisa menjadi salah satu bentuk pencitraan yang baik bagi Jokowi. “Imam itu harus bisa membawa apa yang diharapkan, jadi saya kira kalau jadi Imam bagus-bagus saja. Saya kira itu pencitraan yang baguslah,” ujar Fadli.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebut, menjadi Imam juga hal yang biasa bagi Jokowi. Sebab Jokowi merupakan Imam atau pemimpin bagi rakyat Indonesia.”Imam salat kan biasa, Imam Presiden ya Imam sebenarnya dari rakyat Indonesia,” sebut Fadli.

5. Sebut Presiden Primitif

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mengomentari Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan bingkisan dan hadiah dengan cara melempar-lempar dari dalam mobil. Menurutnya, cara tersebut memalukan dan primitif.

“Saya kira itu hentikan lah. Itu memalukan. Seorang presiden melempar barang, atau apa dari dalam mobil, ini aduh, agak primitif. Menurut saya harus dihentikan lah itu. Ini menganggu kita sebagai bangsa yang beradab,” kata Fadli.

6. Isu Prabowo Jadi Cawapres 

Isu pencarian calon pasangan Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, terus bergulir di kalangan masyarakat. Salah satu isu yang berkembang, yakni akan bersanding dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menyebut hal itu tidak akan terjadi. “Kami mendorong pencalonan Pak Parabowo menjadi presiden, bukan cawapres ya. Masa Pak Prabowo menjadi cawapres, yang benar saja,” ujarnya.

Wakil Ketua DPR ini menyebut, isu tersebut merupakan indikasi ada sejumlah pihak yang risau dalam bursa Pilpres 2019. Menurutnya, ada ketakutan jika Prabowo benar-benar maju sebagai calon presiden di 2019. “Isu ini menandakan, ada pihak-pihak yang takut kalau Pak Prabowo mencalonkan diri,” katanya.