News  

Andai TKA China Komunis Angkat Senjata, Diam Atau Bangkit Melawan?

Tenaga Kerja Asing (TKA) China komunis yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia punya potensi untuk angkat senjata.

Ambisi China komunis menjadikan Indonesia sebagai bagian dari Indo China Raya tidak bisa dipandang sebelah mata. Belt and Road Initiative yang digagas China komunis bisa menjadi petunjuk untuk meneropong ambisi tersebut.

Penaklukan Tibet oleh China komunis, setidaknya harus menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Jangan sampai Indonesia serupa dengan Tibet.

Demikian pula dengan sejarah Singapura. Salahsatu tanah air orang Melayu kini telah menjadi negeri orang-orang China. Pribumi Melayu Singapura terpinggirkan dalam segala hal, baik ekonomi maupun politik.

Walaupun Presiden Singapura berasal dari etnis Melayu muslim. Tidak berarti Melayu berperan besar dalam politik. Sebab, menurut konstitusi Singapura, presiden hanya simbol negara yang tidak punya kekuasaan apapun.

Serbuan TKA China komunis masuk Indonesia, konon sudah mencapai puluhan juta orang, bukan semata-mata urusan proyek strategis. Ada maksud tertentu. Bisa saja kasus Tibet berulang kembali di Indonesia.

Bagaimana bila TKA China komunis benar-benar angkat senjata untuk menguasai Indonesia? Diam atau bangkit melawan?

Melawan dengan apa? Bambu runcing? Ketapel? Melawan pakai bambu runcing seperti pejuang kemerdekaan. Atau pakai ketapel seperti Intifadah di Palestina. Senjata? Rakyat tidak punya senjata. TNI? TNI sibuk membantu polisi dan Satpol PP. Lalu?

وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. al-Anfaal: 60)

Luar biasa indahnya bahasa al-Qur’an. Persiapkan kekuatan apa saja yang bisa menggetarkan musuh Allah dan musuhmu.

Kekuatan aqidah yang akan menggetarkan musuh Allah dan musuhmu menjadi fondasi utama dalam mempertahankan keutuhan NKRI dari serangan asing, aseng dan asong.

Konsekuensinya, membunuh atau terbunuh. Dua-duanya beruntung.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah: 111)

Itulah jual beli kita dengan Allah Ta’ala. Selain mempersiapkan segala sesuatunya, baik aqidah maupun fisik. Rakyat Indonesia punya senjata paling canggih, yaitu doa. Merintih di bumi terdengar sampai ke langit.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُكْثِرْ فَإِنَّمَا يَسْأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

“Barangsiapa yang mengangankan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan tersebut karena ia sedang meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Ibnu Hibban no. 889, dishahihkan al-Albani dalam Shahih al–Jami’ no. 437)

Betapa dahsyatnya kekuatan doa. Kesusahan diangkat, penyakit disembuhkan, kesuksesan diraih, dan berbagai prahara kehidupan dapat diselesaikan dengan doa dan pertolongan Allah Ta’ala.

Kondisi bangsa Indonesia saat ini, sepertinya mustahil menang melawan China komunis. Bisa menjadi kenyataan indah karena kekuatan sebuah doa yang diucapkan dengan ikhlas kepada Allah Ta’ala, dengan kesabaran yang disertai keimanan yang kuat. Fokus pada pertolongan Allah Ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara umatku yang menang di atas kebenaran, tidaklah membahayakan mereka orang lain yang menyia-nyiakan mereka hingga datang ketetapan Allah sementara mereka senantiasa berada dalam keadaan demikian.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Imarah, hadits no. 1920. Lihat Syarh Nawawi [6/544])

Siapakah sekelompok orang tersebut? Mudah-mudahan salahsatunya, kita dan Anda pembaca budiman.

Bandung, 18 Dzulhijjah 1442/28 Juli 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial