News  

AHY Kalahkan Elit Politik Yang Tebar Baliho, Elektabilitasnya Posisi Ke-4 Ungguli Prabowo

Hasil survei elektabilitas Calon Presiden (Capres) 2024 yang digelar Indonesia Political Opinion (IPO) cukup mengejutkan publik.

Pasalnya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhasil mengungguli Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto yang kerap kali berada di posisi papan atas.

Bahkan, hasil survei menunjukkan elektabilitas Ketua Partai Gerindra itu tidak masuk ke dalam tiga besar calon presiden.

Melalui survei diketahui, elektabilitas tertinggi diraih oleh Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan angka 18,7 persen. Posisi kedua ditempati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan 16,5 persen.

Diikuti oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dengan 13,5 persen dan posisi ke empat ada AHY dengan elektabilitas 9,9 persen.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo berada di urutan ke lima, yaitu 7,8 persen berhasil dikalahkan oleh AHY.

Perlu diketahui, kenaikan elektabilitas AHY seiring dengan kenaikan elektabilitas Partai Demokrat pula sebesar 8,7 persen. Dedi mengatakan ini berita baik untuk AHY serta partai yang ia pimpin selama ini.

“Demokrat terlihat bergeliat, pergerakan angkanya terasa sejak survei April 2021. Mereka berhasil di posisi keempat, yang merupakan kemajuan cukup bagus,” ujar Dedi dilansir Galamedia Senin, 16 Agustus 2021.

Sementara itu, sambungnya, Partai Gerindra juga mengalami tren penurunan meski masih berada di posisi ke tiga dengan 12,6 persen.

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan persaingan yang cukup ketat sebelum perhelatan 2024.

Selain Dedi, Peneliti IPO Catur Nugroho juga mengapresiasi kenaikan yang dialami oleh AHY, sebab pada survei IPO sebelumnya (April 2021), anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu hanya memiliki elektabilitas sebesar 7,1 persen.

“AHY sangat menonjol. Survei April lalu di angka 7.1 persen, meningkat tajam ke 9.9 persen, mengungguli Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil yang sebelumnya masih di posisi atas,” katanya.

Sehingga Nugroho berkesimpulan bahwa AHY berhasil mengalahkan para elit yang menebar baliho.

Meski sebenarnya AHY juga melakukan promosi dan konsolidasi, namun karena posisinya di luar pemerintahan, hal ini cukup membanggakan.

“Temuan IPO ini menunjukkan kegagalan promosi elit politisi. Meskipun AHY juga melakukan promosi dan konsolidasi, posisinya di luar pemerintah mendapat pemakluman publik sehingga mampu mengungguli tokoh yang agresif beriklan,” pungkasnya.

Survei IPO ini digelar menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden yang tersebar proporsional secara nasional.

Survei ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2,50 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen. {galamedia}