Fahri Hamzah Hobi Serang Oposisi, PPP: Demi Rebut Simpati Pendukung PKS

Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengkritik kinerja partai di luar koalisi pemerintah. Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, menilai hal itu adalah upaya Fahri demi membuat simpatisan PKS beralih mendukung Gelora.

“Yang disampaikan Fahri Hamzah (FH) terkait oposisi penakut atau oposisi sekongkol itu biar jadi story-nya FH dengan temen-temen PKS. Buat kami yang ada di koalisi pemerintahan,

soal itu adalah bagian dari phychological war atau perang psikologisnya teman-teman Partai Gelora yang pentolan-pentolannya juga mantan PKS dengan teman-teman mereka yang masih ada di PKS.

Kami akan nonton saja sebagai bentuk ‘rebutan kue’ di segmen pemilih tradisional kedua partai ini,” kata Arsul kepada wartawan, Jumat (3/9/2021) malam.

Arsul juga mengomentari kritik Fahri Hamzah kepada wakil rakyat yang dinilai tidak berjalan dengan baik. Dia mempertanyakan kinerja DPR saat dipimpin oleh Fahri Hamzah.

“Yang mau saya tanggapi soal fungsi perwakilan tidak berjalan dengan baik. Kita tanya dulu, memang waktu Fahri Hamzah jadi Wakil Ketua DPR RI berjalan dengan baik?

Buat saya yang periode lalu juga sudah jadi anggota DPR ingin saya akui bahwa fungsi perwakilan kita memang belum maksimal sebagaimana yang diharapkan rakyat,” ucapnya.

Arsul menyebut kondisi belum maksimalnya wakil rakyat juga sama terjadi ketika dipimpin oleh Fahri Hamzah. Menurutnya yang membedakan saat itu suara atau tone wakil rakyat lebih keras.

“Di periode Fahri Hamzah jadi pimpinan juga kurang lebih sama. Yang membedakan kan hanya bicara dengan tone keras saja yang di periode lalu diwakili oleh Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Tapi baik-tidaknya fungsi representasi itu kan tidak pas diukur dari apakah pimpinan dan anggota-anggota DPR-nya bicara dengan tone keras atau tidak,” ujarnya.

Dia menilai Fahri Hamzah seperti lupa keadaan saat menjabat sebagai anggota DPR RI. Menurutnya, Fahri Hamzah hanya mengkritik dengan suara keras tapi tanpa substansi yang jelas.

“Jangan menilai suatu keadaan dimana kita sudah tidak jadi bagian, namun lupa untuk melihat keadaan ketika kita jadi bagian di situ.

Nah mestinya harus dibandingkan dulu dong, termasuk melihat apakah ketika kita ada di situ secara substantif memang lebih baik atau baik dalam artian sekedar ‘gimmick’ karen tone-nya keras, namun substansinya nggak jelas,” jelasnya.

Sebelumnya, Fahri Hamzah terus menyerang oposisi di parlemen. Dari tagar OposisiPenakut hingga OposisiSekongkol digaungkan mantan pimpinan DPR itu.

Di situs pribadinya seperti dilihat Jumat (3/9), Fahri Hamzah menuliskan ‘Oposisi Sekongkol, Rakyat yang Tawuran’.

Isi tulisan tersebut mengkritik oposisi yang tampak lemah sekali di parlemen sehingga membuat rakyat masih saja mengurusi politik meski pemilu usai. Rakyat disebut menjadi korban.

“Mengapa rakyat tidak istirahat urus politik dan fokus cari kehidupan? Karena yang diberi amanah lalai dan sibuk pencitraan. Rakyat harusnya berhenti berpolitik dan gesek-gesekan setelah pemilu dan nyoblos. Tapi kenapa terus terjadi sampai rakyat gak bisa hidup tenang?” kata Fahri Hamzah.

“Karena sistem perwakilan absen, kongresional yang tak dimengerti oleh parpol yang sudah duduk dapat fasilitas, gaji, dan sekaligus kekebalan,” imbuhnya. {detik}