Dicap Tak Nasionalis Karena Pilih Latih Malaysia Daripada Indonesia, Ini Tanggapan Hendrawan

Nama Hendrawan begitu harum di dunia bulu tangkis Indonesia menyusul deretan prestasi menterengnya. Usai pensiun, kejayaan Hendrawan tak lantas memudar, bahkan kini sosoknya semakin disegani setelah menjadi pelatih di Malaysia.

Hendrawan bergabung dengan Federasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) pada 2009 sebagai pelatih tunggal putra. Ia sempat menangani Lee Chong Wei selama lima tahun sebelum sang legenda pensiun pada 2019.

Kini, tangan dingin Hendrawan memunculkan andalan baru Malaysia pada sosok Lee Zhii Jia. Pebulu Tangkis 23 tahun itu digadang-gadang sebagai penerus Lee Chong Wei.

Ya, Hendrawan merupakan sosok penting di balik meroketnya karier Lee Zhii Jia. Pada tahun lalu, tunggal putra peringkat delapan dunia itu sukses merengkuh gelar juara All England.

Penampilannya terlihat semakin matang kala mengandaskan Anthony Sinisuka Ginting di perempat final Piala Sudirman 2021, Jumat (1/10) malam WIB. Anthony harus bertekuk lutut dua gim langsung dengan skor 21-11 dan 21-16.

Meski demikian, kesuksesan Hendrawan di Malaysia kerap mendapatkan cibiran dan makian. Satu isu yang terus menerpa dirinya adalah persoalan nasionalisme karena lebih memilih melatih Malaysia ketimbang Indonesia.

“Ketika pemain Malaysia bermain bagus, saya dibombardir oleh fans Indonesia. Mereka meminta saya untuk pulang (melatih di PBSI) dan juga mempertanyakan nasionalisme saya. Tapi, saya baik-baik saja dengan itu, itu bagian tak terpisahkan dari pekerjaan saya,” ujar Hendrawan dikutip The Star beberapa waktu lalu.

Terkait persoalan ini, Hendrawan juga pernah angkat bicara melalui akun Instagram pribadinya. Ia merasa terusik dengan komentar netizen yang mempertanyakan nasionalismenya.

Hendrawan menyatakan ia lahir di Malang dan besar di Indonesia serta sudah berjuang untuk membela nama Indonesia hingga pensiun sebagai pebulu tangkis.

Akan tetapi, ia mengaku pernah dipermasalahkan terkait SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia) ketika kelahiran putri pertamanya.

“Saya dianggap belum memiliki bukti sebagai Warga Negara Indonesia. Kalau misalnya Anda posisinya seperti saya apa yang Anda rasakan? Apakah saya marah terus membelot tidak mau membela Indonesia lagi?” ujar Hendrawan.

“Saya katakan TIDAK, saya tetap berjuang membela Indonesia, sampai akhirnya saya mendapatkan SBKRI karena Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden pada waktu itu yang memberikan/menghadiahkan kepada saya sebelum saya berangkat mempertahankan Piala Thomas tahun 2002.

Mudah-mudahan penjelasan saya ini tidak ada yang meragukan “Nasionalisme” saya lagi,” tegasnya.

Semasa aktif sebagai pebulu tangkis, Hendrawan telah menyumbang banyak gelar. Ia merupakan peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 dan juara dunia 2001.

Sementara untuk tim beregu, Hendrawan menjadi bagian dari kesuksesan Indonesia meraih gelar juara Thomas Cup pada 1998, 2000, dan 2002. {kumparan}