News  

KH Luthfi Bashori: Jangan Ada Praktek Risywah Di Muktamar NU Ke-34

KH. M Luthfi Bashori yang akrab di sapa Gus Luthfi asal Singosari Malang, tidak henti-hentinya menghimbau kepada semua pihak, terkait bahaya uang risywah atau money politik.

Utamanya beliau berharap kepada peserta Muktamar NU ke 34 yang bakal menggelar hajatan pada bulan Desember mendatang menghindari hal itu.

Menurut Gus Luthfi, praktek risywah membahayakan semua pihak, tidak saja bagi pelaku, “Praktek risywah atau money politik sangat membahayakan.

Dan memang tidak mudah juga menemukan pelakunya, semua tergantung pada pribadi masing masing, sebab membuktikan adanya uang sogokan memang sangat sulit, kita sebatas menghimbau kepada peserta, hindarilah adanya praktek semacam itu pada kegiatan Muktamar NU ke 34.

Karena saya mendengar bahwa, peserta bakal diserang praktek semacam itu,” kata Gus Luthfi ketika dihubungi Kabar Nahdliyin pada Jumat 8 Oktober lalu.

Pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Al Quran Malang ini menjelaskan, bahwa masalah risywah kerap dibahas pada kegiatan Bahtsul Masail NU disemua tingkatan karena itu, Ia yaqin Pengurus Nahdlatul Ulama paham mengenai hukum risywah atau suap – menyuap itu,

“Putusan Muktamar Nahdlatul Ulama tahun 2004, menjelaskan dengan tegas bahwa, risywah dan money politik hukumnya haram salah satu dasarnya Al-Quran surat Al Baqoroh : 188 dan beberapa hadist Nabi Muhammad SAW,” jelas Gus Lutfi.

Pencetus Gerakan NU Garis Lurus ini, juga mengaku mendengar isu risywah atau money politik sangat kuat menjalang Muktamar NU ke 34 di Lampung kali ini,

“Ada gerakan risywah atau money politik, konon katanya ini sangat kuat hingga mampu mengendalikan kegiatan Muktamar NU ke 34 nanti, gerakan ini lebih kuat dari sekedar praktek politik uang bahkan, melebihi kuatnya gerakan money politik atau risywah yang pernah terjadi pada Muktamar NU di Makassar dan di Jombang waktu itu,” katanya.

Karena itu tambahnya, Pengasuh Ribath Almurtadla Al – Islami ini berharap semua pihak mampu menahan diri,

“Godaan money politik dalam urusan mencari jabatan memang sangat menghiurkan, apalagi saat ini cukup marak terjadi, baik untuk mencari jabatan di pemerintahan, atau di instansi-instansi pekerjaan,

atau dalam dunia organisasi Islam pun tak ketinggalan marak pula terjadi. Untuk itu, saya mengajak kepada semua pihak mematuhi Keputusan Nahdlatul Ulama yang jelas jelas meng-haram-kan risywah atau money politik,” tambahnya lagi.

Selain masalah risywah katanya lagi, Ia mengajak peserta Muktamar NU 34 mau mengkaji kembali konsep Islam Nusantara yang di kampanyekan Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj, karena istilah Islam Nusantara membuat resah warga NU dibawah,

“Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi mengibaratkan, warga NU dibawah belum tahu jika NU dalam bahaya, dan sekarang mulai mengerti bila ada firqoh – firqoh (faham) anti aswaja NU yang berhasil menerobas masuk kedalam jantung NU, salah satu contoh adanya prilaku oknum Pengurus PBNU yang keluar dari Qonun Asasi Jamiiyah Nahdlatul Ulama, ”katanya lagi.

Dijelaskan, tanda tanda kegelisahan warga NU di bawah kini mulai nampak, “Kita bisa melihat tanda tanda warga NU mulai resah. Munculnya gerakan rindu NU Tempo Doeloe, juga adanya pertanyaan sesungguhnya apa yang terjadi pada oraganisasi NU,

kenapa warga NU tidak diinstruksikan kompak ketika menghadapi pandemi Covid 19, dimana PBNU sebenarnya berada, dan lain sebagainya, ini bukti adanya kegelisahan.

Karena itu kita berharap peserta Muktamar mengkaji kembali konsep Islam Nusantara dan menggembalikan NU pada Khittahnya,”jelasnya.

Ia juga mengakui bahwa, isu masuknya firqoh kedalam aswaja NU kalah santer dengan isu risywah, ini disebabkan ada aroma sangat kuat sedang melakukan praktek risywah oleh seseorang yang memiliki nafsu besar ingin menguasai PBNU,

“Kekuatan gerakan risywah sangat kuat sehingga isu yang lain tersingkir, mereka berusaha mempengaruhi atau bahkan sudah ada yang menggelontorkan sejumlah dana kepada calon peserta muktamar.

Sekali lagi risywah tidak akan berlaku, jika para pemilih berpegang pada dasar hukum syariat Islam dan keputusan Muktamar NU lalu, semoga tidak ada satu pun dari oknum pemilih yang mau menerima uang suap nantinya,” kata Gus Lithfi lagi.

Sementara itu kita tahu bahwa, Keputusan Munas Alim Ulama (Munas) dan Konferensi Besar (Kombes) NU pada Sabtu 25 September 2021 memutuskan, pelaksanaan kegiatan Muktamar NU ke 34 akan deselenggarakan pada 23-25 Desember 2021 di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung. {kabarnadhiyin}