Serial Netflix Squid Game Dituding Tiru Film Jepang ‘As The Gods Will’, Begini Sinopsi Filmnya

Serial Netflix Squid Game dituding meniru Film Jepang As the Gods Will, begini sinopsis filmnya. Banyak yang merasa serial original Netflix berjudul Squid Game telah meniru film Jepang, As the Gods Will.

Film As the Gods Will asal Jepang ini telah tayang pada tahun 2014, yang memang memiliki tema death game seperti pada serial Netflix Squid Game.

Ada yang merasa demikian karena kedua film ini sama-sama tentang permainan tradisional anak-anak.

Meski berasal dari dua negara berbeda, tetapi permainan tersebut memiliki kesamaan. Sutradara Squid Games, Hwang Dong Hyuk membantah tudingan tersebut.

Meski All The Gods Will telah terlebih dahulu tayang pada 2014, tetapi naskah Squid Game sendiri sudah digarapnya sejak tahun 2008.

Tetapi kemudian ia kesampingkan karena kurang ada yang memiliki minat terhadap itu. Baru kemudian mendapat investor pada akhir tahun 2020 lalu, sehingga bisa direalisasikan menjadi serial seperti saat ini.

Film As The Gods Will sendiri diambil dari manga Jepang berjudul sama, dan disutradarai oleh Takashi Miike. Lalu bagaimana sebenarnya alur film Jepang As the Gods Will? Berikut sinopsisnya:

Pada awal film memperlihatkan tiga siswa SMA yang menjadi tokoh utamanya, yaitu Shun, Ichika, dan Amaya.

Suatu pagi, saat pelajaran dimulai secara tiba-tiba kepala guru yang sedang mengajar meledak dan muncul boneka daruma.

Permainan pun di mulai, Daruma memaksa seluruh isi kelas untu ikut ke dalam permainannya. Peraturannya adalah para siswa harus memencet tombol yang ada si belakang kepalanya.

Daruma akan berbalik dan bernyanyi, tapi saat ia berhenti bernyanyi dan kembali menghadap siswa, semua harus tetap diam.

Jika ada siswa yang bergerak, ia akan membunuh dengan cara meledakkan kepala siswa tersebut. Banyak siswa yang justru terbunuh karena panik, menyisakan ketua kelas Sataki dan Shun.

Sataki melihat tombol di belakang kepala Daruma. Bekerja sama dengan Shun, Sataki menyuruh Shun untuk lompat dengan punggungnya.

Strateginya itu berhasil, Daruma tidak bisa mendengar langkah kaki sehingga Shun berhasil memencet tombol tersebut.

Sayangnya, hanya orang yang memencet tombol itulah pemenangnya. Kepala Sataki pecah seketika. Di luar sudah ada Ichika, pemenang dari kelas lain, mereka kemudian berusaha keluar dari sekolah.

Ronde kedua dimulai di aula. Para pemenang tiap kelas memakai kostum tikus. Patung kucing bernama Maneko keluar dari bawah aula. Maneko langsung mengejar dan memakan orang berkostum tikus.

Shun melihat lonceng dan ring di leher sang kucing. Ia menyadari jika tujuan permainan ini adalah memasukkan lonceng tersebut ke ring.

Ichika sempat merasa terpojok, tetapi Shun berhasil mengalihkan perhatian si kucing dengan berkostum tikus.

Shun berencana mengecoh Maneko dengan membungkus lonceng menggunakan bola basket. Rencana tersebut berhasil dengan bantuan Amaya yang tiba-tiba muncul dari atas Maneko.

Amaya ternyata orang ambisius, ia membunuh teman-teman lainnya karena dianggap tidak membantu. Keadaan di sekolah ternyata sudah menyebar. Kejadian itu menimpa semua sekolah di Jepang.

Para pemenang dari masing-masing sekolah dikumpulkan dan dibawa lari menggunakan kotak yang melayang di tengah kota.

Kekuatan militer diturunkan, semua peralatan elektronik tidak bisa digunakan. Tetapi ada seorang gelandangan yang berhasil menghidupkannya setelah disentuh olehnya.

Di dalam kotak, Shun bertemu teman masa kecilnya, Takashi, ada juga murid bernama Tahoka dan Tahira dari sekolah lain.

Muncul 4 boneka kayu tradisional bernama Kokeshi. Peraturan permainannya adalah menebak nama boneka yang berdiri di belakang mereka.

Jika salah, hukuman berbeda-beda tiap orang, yang sama ialah hukuman tersebut diberikan hingga mereka mati. Dalam permainan ini, yang berhasil bertahan adalah Shun dan Takashi.

Dari dalam boneka keluar sebuah kunci. Di luar ada siswa yang tengah dikejar boneka melayang gara-gara sendirian.

Mereka semua akhirnya bergandengan tangan. Terkuaklah jika Takashi menyukai Shun, tetapi Takashi merasa cemburu dengan Ichika.

Permainan berikutnya adalah memasukkan tujuh kunci secara bersamaan ke dalam tubuh boneka. Amaya datang dengan tiga kunci yang ia dapat dari membunuh siswa lainnya. Hal tersebut berhasil.

Selanjutnya mereka memasuki ruangan yang dijaga oleh boneka salju bernama Shirokuma.

Dijelaskan peraturannya adalah menjawab pertanyaan dari sang beruang dengan jujur. Jika ada yang berbohong maka akan dihukum. Lagi-lagi Shun berhasil menebak arah permainan ini hingga berhasil menang.

Permainan terakhir adalah petak umpet tendang kaleng. Permainan akan dibagi menjadi dua tim, penyerang dan penjaga. Shun dan Ichika terpilih sebagai penyerang. Sedangkan Amaya sebagai penjaga.

Shun berhasil mengelabuhi Amaya dan menendang kaleng tersebut, tetapi tidak terjadi apa-apa. Pemain yang tersisa diberi hadiah es krim. Rupanya di dalam stik tertulis sesuatu.

Pemain yang berhasil selamat hanyalah yang mendapat stik dengan tulisan ‘selamat, anda beruntung’. Keduanya adalah Shun dan Amaya, Ichika yang sadar akan segera mati mengungkapkan perasaannya.

Shun dan Amaya disambut dengan meriah. Kejutannya, gelandangan di tengah film tadi adalah pembuat permainan ini.

Ia mengaku sebagai Tuhan yang sedang mencari orang-orang terpilih. Begitulah sinopsis film Jepang As the Gods Will yang dikatakan ditiru oleh Squid Game. {PR}