Partai Gerindra menyatakan sang Ketum, Prabowo Subianto bakal maju menjadi capres di Pilpres 2024. Namun, Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, jalan Prabowo menjadi capres atau menang pilpres tidak akan mudah.
Sebab, dari beberapa survei terakhir, Prabowo mendapat persaingan ketat dari beberapa nama seperti Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Adi memprediksi Prabowo bisa kalah Pilpres jika berhadapan dengan dua nama ini. “Tergantung lawan calonnya. Kalau lawan tak kuat Prabowo bisa menang. Kalau kuat tentu ancaman serius ke Prabowo. Ganjar mungkin juga Anies,” ujar Adi saat dihubungi, Minggu (10/10).
Namun, Adi berpandangan langkah yang diambil Gerindra dengan kembali mengusung Prabowo memang realistis. Sebab, dua lawan Prabowo tersebut belum tentu diusung oleh parpol.
“Sepertinya Gerindra berpikir realistis. Pertama, Dari segi elektabilitas calon, Prabowo masih unggul. Sementara calon lain yang elektabilitasnya relatif bagus kesulitan cari partai macam Anies, RK, bahkan Ganjar. Begitu pun calon dari ketum parpol atau elite parpol elektabilitasnya masih jauh dari Prabowo,” ucap Adi.
Selain itu, Adi menilai langkah Gerindra mengusung Prabowo tak lain untuk mendongkrak elektabilitas partai tersebut. Sebab, dalam dua pemilu terakhir, terbukti, suara Prabowo bisa mengerek elektabilitas Gerindra.
“Tentu Gerindra ingin amankan suara pileg dengan coattail effect. Itu terbukti Gerindra kuat dalam sepuluh tahun terakhir karena Prabowo maju pilpres,” tegas Adi.
Namun, keputusan mengusung Prabowo bakal menimbulkan masalah baru. Yaitu, regenerasi kepemimpinan di tubuh Gerindra. Ia menyarankan, Gerindra harus memikirkan solusi regenerasi di tubuh partai.
“Di sisi lain menyisakan lubang besar karena tak ada regenerasi calon. Padahal di Gerindra banyak juga kader muda potensial layak diusung macam Sandiaga, Sekjen Ahmad Muzani, Dasco, dan lainnya,” kata Adi.
“Tapi nama-nama kader muda ini tak dihitung karena Prabowo yang sangat dominan,” tutupnya. {kumparan}