Viral Karena Mengaku Tak Kenal Fajar/Rian, Ini Klarifikasi Menpora Zainudin Amali

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Zainuddin Amali, sempat viral karena videonya yang mengaku tidak mengenal ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Dia pun memberi klarifikasi terkait pernyataannya tersebut.

Menurut Menpora Zainudin Amali, hal tersebut hanya kesalahpahaman. Menpora Zainudin Amali justru memuji kualitas dan pembinaan atlet oleh PBSI karena bisa menelurkan banyak pebulu tangkis berkualitas sehingga selalu ada yang bisa diandalkan dalam momen penting, seperti Fajar/Rian di final Piala Thomas 2020.

Menpora Zainudin Amali pun memuji penampilan Fajar/Rian yang menyumbangkan poin untuk Indonesia sehingga bisa menang 3-0 atas China di final Piala Thomas 2020. Dia menngapresiasi Tim Bulu Tangkis Indonesia karena sudah mempersiapkan strategi dengan baik untuk final.

“Padahal, yang saya maksudkan itu, saya memuji strategi pelatih ganda putra kita karena telah menurunkan Fajar dan Rian yang mungkin saja pihak lawan belum terlalu mengenal permainan mereka.

Sebab, posisi rangking pasangan ini di bawah Marcus/Kevin atau Hendra/Ahsan yang sudah menempati peringkat atas atau pola permainannya sudah sangat dikenal oleh lawan,” kata Menpora Amali, dikutip dari laman Kemenpora, Rabu (20/10/2021).

“Saya juga mengapresiasi PBSI yang sudah mempersiapkan lapisan pemain yang akan mengisi posisi ganda putra kita yang sedang berada di posisi atas itu bila sudah pensiun nanti. Itu saja sebenanarnya yang saya jelaskan,” lanjutnya.

Menpora Zainudi Amali tidak lupa untuk memuji kepengurusan PBSI yang sekarang. Sebab, pengurus sekarang di bawah kepemimpinan Agung Firman Sampurna sudah mampu melakukan pengelolaan organisasi dan membenahi pembinaan bulu tangkis ke arah yang lebih baik.

Alhasil, bulu tangkis pun masuk dalam DBON (Desain Besar Olahraga Nasional). Bulu tangkis termasuk cabang olahraga (cabor) unggulan Indonesia untuk berprestasi.

“Ini beberapa hal yang membuat saya senang di kepengurusan yang baru. Pak Agung Firman sudah mampu melakukan tata kelola PBSI yang baik,” tuturnya.

“Untuk mendapatkan talenta atlet dengan performa tinggi dibutuhkan waktu panjang setidaknya 10 ribu jam atau 10 tahun. Saya selalu melihat bagaimana progress ini berjalan untuk menunjang DBON dan persiapan Olimpiade Paris 2024 mendatang,” pungkasnya. {okezone}