News  

Mengejutkan! Hasil Survei SMRC: Masyarakat Etnis Minang dan Sunda Paling Tidak Puas Kinerja Jokowi

Usai ditetapkan menjadi Presiden RI, kini Jokowi-Ma’ruf genap dua tahun memimpin Indonesia.

Dengan kurun waktu tersebut, lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil Survei terkait kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Jokowi-Ma’ruf.

Berdasarkan hasil survei SMRC menunjukkan bahwa masyarakat etnis Minang diketahui sebagai kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepuasan paling rendah di antara etnis lainnya di Indonesia terhadap kinerja Presiden Jokowi.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas mengungkapkan, sebesar 63 persen masyarakat etnis Minang menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja Presiden Jokowi. Alhasil, sebesar 37 persen masyarakat Minang yang merasa puas dengan kinerja orang nomor satu RI tersebut.

Selain etnis Minang, Sirojudin juga mengatakan etnis lain dengan kepuasan terendah ialah masyarakat etnis Sunda, yaitu dengan persentase sebesar 49 persen.

“Etnis Minang dan Sunda paling rendah tingkat kepuasannya terhadap kinerja Presiden Jokowi,” kata Sirojudin dilansir Galamedia dari saluran YouTube SMRC TV pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Sementara, etnis dengan tingkat kepuasan tertinggi di antaranya adalah Batak dan Bugis dengan persentase masing-masing sebesar 77 persen, serta Jawa dengan persentase sebesar 76 persen.

Lebih jauh, dirinya menambahkan, berdasarkan agama, tingkat kepuasan masyarakat yang beragama Islam lebih rendah dibandingkan dengan agama lainnya.

Persentase masyarakat beragama Islam yang merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi sebesar 66 persen. Sementara, persentase masyarakat yang beragama selain Islam sebesar 88 persen.

“Dan juga masyarakat muslim paling rendah tingkat kepuasannya terhadap kinerja Presiden Jokowi,” ungkapnya.

Sebelumnya, dalam lembaga survei yang sama, sebanyak 49,1% responden menilai korupsi di bawah pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin pada 2021 semakin banyak dibanding tahun lalu.

Jumlah tersebut meningkat sebanyak 1,5% dari semula 47,6% pada April 2019.

Sementara itu, 17,1% responden menilai korupsi di Tanah Air semakin sedikit pada pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin, serta sebanyak 27,8% responden menilai sama saja. Sisanya, 6% responden mengaku tidak tahu.

“Ada 49,1% warga yang menilai korupsi di negara kita pada umumnya sekarang ini semakin banyak dibanding tahun lalu. Yang menilai semakin sedikit ada 17,1%, dan ada 27,8% yang menilai sama saja. Yang tidak tahu 6%,” bunyi survei yang dirilis SMRC.

Lebih lanjut, indeks pemberantasan korupsi pada 2 tahun pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin juga dinilai memburuk.

Sebanyak 48,2% responden menilai pemberantasan korupsi di pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin buruk atau sangat buruk.

Kemudian, sebanyak 24,9% responden menilai pemberantasan korupsi selama 2 tahun terakhir baik atau sangat baik. Sebanyak 23,2% menilai sedang dan sisanya, 3,8% mengaku tidak tahu.

“Warga yang menilai kondisi pemberantasan korupsi baik/sangat baik sekitar 24,9% lebih sedikit dari yang menilai buruk/sangat buruk 48,2%. Yang menilai sedang 23,2% dan yang tidak tahu 3,8%,” ujar SMRC.

Sebagai informasi, survei SMRC dilaksanakan melalui wawancara tatap muka pada periode 15-21 September 2021 dengan melibatkan sebanyak 1.220 responden.

Survei dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling (acak) dengan margin of error sebesar 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. {PR}