News  

KH Anwar Abbas: Densus 88 Fokus Masalah Papua, Jangan Sibuk Ambil Kotak Amal Di Lampung

Sekjen MUI Anwar Abbas menyatakan radikalisme dan terorisme merupakan ancaman bagi masa depan Indonesia.

Namun demikian, ia menyoroti kinerja Densus 88 yang saat ini dinilai lebih fokus mencari terduga kelompok radikal, sementara yang sudah jelas kelompok radikal bersenjata di Papua penanganannya tak maksimal.

“Yang menjadi pertanyaan kenapa densus 88 ini hanya sibuk mencari kelompok-kelompok radikal saja, sementara mereka tidak terdengar beritanya terjun di Papua bagi mencari dan menangkap para pelaku yang memang sudah jelas-jelas bersenjata bahkan sudah banyak membunuh para tentara dan warga masyarakat kita yang ada di sana,” kata Anwar, (6/11).

Anwar mengatakan, masalah di Papua juga sangat penting untuk diselesaikan. Sebab, kata dia, jika tidak diseriusi bisa dan ditangani dengan baik oleh pemerintah pusat, tak mustahil Papua lepas dari NKRI.

Dia pun menyinggung kinerja Densus 88 di Lampung yang mengusut terduga pencari dana kelompok teroris. Densus 88 di Lampung sejauh ini sudah menangkap 7 orang dan mengamankan 300-an kotak amal diduga menjadi ladang pendanaan kaderisasi kelompok teroris.

Dia berharap kerja cepat terhadap kelompok terduga teroris oleh Densus 88 ini juga diterapkan terhadap kelompok teroris yang sudah jelas-jelas nyata di Papua.

“Untuk itu kita sangat mengharapkan agar densus 88 lebih fokus ke masalah Papua dan jangan terlalu sibuk mengambil kotak-kotak amal yang ada,” kata Anwar.

“Jadi ke depan kita harapkan agar densus 88 harus lebih sibuk mengambil senjata dan menangkap anggota dari kelompok teroris dan separatis yang ada di sana agar rakyat Papua bisa kembali dapat menikmati hidup dengan penuh rasa aman tentram damai dan bahagia dalam waktu yang secepatnya,” pungkas Anwar.

Diketahui, aktivitas terorisme di Papua masih terdengar. Adalah KKB yang merupakan organisasi terlarang dan dicap sebagai teroris oleh Pemerintah. Mereka kerap melakukan aksi teror ke masyarakat Papua.

Dalam aksinya mereka menggunakan senjata api. Belakangan terungkap salah satu sumber pasokan senjata mereka diduga berasal dari 2 orang oknum polisi. Satgas Nemangkawi Papua menangkap keduanya. Mereka diduga menjual amunisi senjata api ke KBB Papua. {kumparan}