News  

Mensos Targetkan Angka Kemiskinan Turun 9 Persen

Angka Kemiskinan Mensos Turun

Menteri Sosial (Mensos) RI Idrus Marham menyatakan, pemerintah pusat menargetkan penurunan angka kemiskinan secara nasional hingga 9 persen pada 2019 mendatang atau akhir periode pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut dia, jumlah masyarakat miskin di Indonesia mencapai 26.580.000 jiwa. Sedangkan angka kemiskinan pada tahun 2017 turun sekitar 1,2 juta jiwa atau dari 27 juta jiwa turun menjadi 26 juta jiwa.

“Dari Program Keluarga Harapan (PKH) saja sudah menangani 10 juta keluarga. Bukan orang loh (tapi keluarga). Asumsinya jika setiap keluarga saja ada 4 orang berati sekitar 40 juta orang. Inilah cara pemerintah dan strategi modifikasi pak Jokowi untuk menekan jumlah kemiskinan,” ucap Idrus Marham usai santap malam di sebuah warung makan sate di Kota Tegal, Selasa (24/4) malam.

Rencananya Mensos pada hari Rabu (25/4) besok, akan menghadiri acara dialog nasional Indonesia maju di Gedung Korpri Slawi Kabupaten Tegal dan Gedung Shangrilla Kota Tegal.

Ia menambahkan, pemerintah juga memiliki Bank Data Terpadu (BDT) yang merupakan hasil survey yang dilakukan BPS tahun 2015 lalu. Kendati demikian, pria yang juga Politisi partai Golkar itu, mengakui jika data kemiskinan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

“Data kemiskinan itu kan fluktuatif dan sangat dinamis pasti ada satu dua tiga lima persen salalu berbeda setiap tahun,” titir dia.

Idrus membeberkan, alasan data kemiskinan selalu bergerak dinamis karena ada beberapa penyebab. “Diantaranya, meninggal ada juga yang tadinya kerja tidak kerja kalau nggak ada penghasilan jadinya kembali miskin. Itulah fluktuasi kehidupan sosial masyarakat kita karena itu semakin baik pertumbuhan perekonomian dan pemerataan pembangunan cenderung akan mengurangi kemiskinan,” ungkapnya.

Menurut dia, apabila kehidupan ekonomi susah dan harga – harga kebutuhan pokok mahal serta mempengaruhi daya beli masyarakat kurang. Maka hal itu, dapat menyebabkan lahirnya fakir miskin baru.

“Jadi selalu begitu dimanapun negara di dunia ini pasti menyisakan seperti itu, 3 atau 4 persen itu keluar masuk ada juga yang permanen,” jelasnya.

Mensos memaparkan, dalam basic data BDT itu mencakup tentang urut urutan status kehidupan status semua dari paling miskin hingga kaya by name by adress.

“Oleh karena itu pak jokowi menginstruksikan seluruh bansos rujukanya kepada BDT. Kalau ini yang kita lakukan dan kita punya keyakinan bahwa kalau kemiskinan jumlahnya bisa ditekan dan cenderung turun,” pungkas dia.