News  

Kita Tertipu Oleh Akrobat Si Dedeng Gendeng

Jujur penulis sebenarnya tidak mau mengomentari pernyataan si Dedeng Gendeng. Buang-buang energi dan merusak hati.

Untuk kesekian kalinya si Dedeng Gendeng berulah. Membicarakan sesuatu yang bukan tupoksinya.

Ulah si Dedeng Gendeng berbuah manis. Hadiah bintang dipundaknya. Kurang dari setahun si Dedeng Gendeng mendapat bonus dua bintang.

Seorang teman berkelakar serius. Gampang di negeri ini kalau karir ingin moncer. Musuhi Islam. Buktinya, si Dedeng Gendeng itu.

Publik terjebak irama permainan si Dedeng Gendeng yang sedang membawa agenda sendiri dan pesanan sponsor politiknya.

Isu KKB Papua yang ditengarai ‘peliharaan’ elit Jakarta dan sikap panik aparat keamanan terhadap Reuni 212 agar tidak membesar dan meluas terhadap tuntutan oknum jenderal yang diduga terlibat kasus pembantaian dan pembunuhan enam laskar FPI.

Faktanya, publik lebih banyak membicarakan statement si Dedeng Gendeng ketimbang publik menuntut TNI dan Densus 88 menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua serta tuntutan oknum jenderal yang diduga terlibat tragedi KM 50.

Kenapa kita mudah sekali terbawa arus permainan si Dedeng Gendeng ketimbang membicarakan hal yang lebih substansial untuk mengungkap agenda politik elit Jakarta di Papua dan tragedi KM 50?

Rumor yang berkembang, Papua sengaja dijadikan ‘peliharaan’ elit Jakarta. Politik pengalihan isu dan ‘proyek’ politik bila posisi kelompok elit Jakarta terancam. Papua akan dilepas mengikuti Timor Timur.

Proyek politik bermata dua sebagai Pertanda kita mudah ditipu oleh para penipu untuk kesekian kalinya dengan akrobat si Dedeng Gendeng. Wallahua’lam bish-shawab

Bandung, 29 Rabiul Akhir 1443/4 Desember 2021
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial