Hasto Kristiyanto: Pilpres 2024 Bakal Jadi Beban Rakyat Kalau Lebih Dari 2 Capres

Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa jumlah ideal pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) adalah dua pasang.

Menurutnya, semakin banyak pasangan capres-cawapres yang berkontestasi akan membuka ruang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan menambah beban rakyat untuk memikul biaya penyelenggaraan.

“Semakin banyak calon akan membuka ruang pilpres dua tahap, dan itu artinya beban rakyatlah yang harus memikul biaya-biaya pemilu itu. Karena itu, secara ideal kita berharap dua paslon itu dapat dilakukan,” kata Hasto dalam program Newsroom dengan tema ‘Peluang Duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024’ di CNN Indonesia TV, Senin (20/12).

Hasto menyatakan, pihaknya ingin penyelenggaraan pemilu bisa membangun stabilitas politik. Menurutnya, pemilu tidak boleh sampai memecah belah bangsa.

Ia mengingatkan, kualitas seorang pemimpin tidak ditentukan oleh jumlah paslon yang ikut berkontestasi. Dia juga menyampaikan Pilpres 2024 harus digelar dengan biaya yang murah sebagai efek dari pandemi Covid-19 yang melanda saat ini.

“Kita juga melihat, di tengah pandemi kita perlu melakukan proses demokrasi lima tahunan tersebut dengan biaya semurah-murahnya,” ujar Hasto.

Sementara itu, Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan jumlah ideal pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 ialah antara dua hingga tiga. Namun, dia menyampaikan, Pilpres 2024 bisa berlangsung hingga dua putaran bila diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres.

“Saya kira antara dua sampai tiga pasangan dan saya kira dengan begitu kalau tiga berpeluang untuk putaran kedua, tapi kalau dua bisa langsung siapa yang dapat suara bisa langsung dapat posisi sebagai pemenang,” ucapnya.

Sebagai informasi, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan bahwa kehadiran sebanyak tiga pasang capres-cawapres di Pilpres 2024 merupakan hal yang paling memungkinkan bila melihat peta politik dan aturan pengusungan paslon yang berlaku saat ini.

Menurutnya, setiap paslon yang akan berlaga di Pilpres 2024 akan memiliki sekitar 30 hingga 40 persen suara parpol.

“Kalau dari aturan yang ada 20 persen suara DPR dan 25 persen suara nasional kemungkinan di tiga paslon. Satu paslon tidak mungkin hanya mendapatkan 20 persen saja, biasanya di 40 persen,” ucap Ujang saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.

Dia menerangkan, kehadiran tiga paslon di Pilpres 2024 juga sangat terbuka dengan ketiadaan calon yang berstatus petahana. Menurutnya, kemungkinan Pilpres 2024 hanya akan menghadirkan dua paslon sangat kecil.

Namun demikian, ia menyatakan, bahwa peta koalisi partai politik (parpol) masih sangat dinamis saat ini. Ujang mengaku belum bisa melihat parpol mana yang akan menjalin koalisi untuk mengusung paslon di Pilpres 2024 mendatang. {cnn}