Tekno  

Ismail Fahmi Ungkap Alasan Indonesia Belum Siap Hadapi Metaverse

Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menilai Indonesia belum siap menghadapi metaverse. Metaverse merupakan seperangkat ruang virtual yang dapat diciptakan dan jelajahi dengan orang lain, walaupun tidak berada di ruang fisik yang sama.

Metaverse dimainkan melalui perangkat Virtual Reality (VR). Sementara, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan, perusahaannya menghabiskan banyak untuk VR dan AR (augmented reality).

Selain itu, Meta juga meluncurkan Horizon Workrooms baru untuk headset VR Oculus Quest 2 akhir tahun lalu. Mereka juga berencana merilis headset VR lain tahun yang disebut Project Cambria.

Menurut Fahmi, ini menjadi salah satu penyebab Indonesia belum siap menghadapi metaverse. Ruang virtual baru ini memerlukan alat dengan harga tinggi. “Harga paling murah (produk Facebook) itu Rp5 juta,” kata Ismail Fahmi kepada LANGIT7.ID, Selasa (25/1/2022).

Harga Rp5 juta bagi mayoritas masyarakat Indonesia masih mahal. Padahal, VR, AR, ataupun Horizon Workooms merupakan jembatan ke metaverse. “Ini mahal. Kalau ini dibangun, masyarakat membutuhkan alat itu dan mahal sekali, jadi tidak untuk semua masyarakat,” ucapnya.

Bahkan, tambah dia, tidak semua pengguna internet bisa menikmati ruang virtual tersebut. Memang terdengar menggiurkan, namun masalah rill hari ini belum terselesaikan.

Masih banyak daerah di Indonesia yang belum bisa menikmati jaringan internet. Jaringan 2G saja bahkan belum merata ke seluruh Indonesia.

“Maka, metaverse ini masih jauh (terwujudkan-red), dan pengguna pun sangat belum siap kalau mau ke arah sana. Pengguna belum siap karena mahal untuk bisa mengaksesnya,” kata Ismail.

Menurut Ismail, pemerintah lebih baik menggencarkan program digitalisasi pelayanan publik agar lebih memudahkan masyarakat. Itu jauh lebih bermanfaat ketimbang fokus ke metaverse.

“Itu masih banyak prioritas, lebih baik kita fokus ke hal-hal yang rill, untuk memperbaiki kinerja layanan publik secara digital dengan mudah, tidak perlu pakai metaverse,” ucap Ismail. {langit7}