Nyesel Dukung Ahok di Pilkada 2017, PPP Minta Maaf Ke Ulama dan Warga Jakarta

Pilkada DKI 2017 masih menyisakan luka bagi sebagian umat Islam, khususnya di Jakarta. Kontestasi pemilihan orang nomor 1 di Ibu Kota saat itu memang banyak menyedot perhatian publik.

Selain karena eskalasinya yang tinggi, ada faktor petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dianggap menista agama Islam.

Semua dipertaruhkan untuk bisa memenangkan pasangan yang diusung, terutama bagi partai pendukung. Kebetulan, PPP menjadi salah satu Partai Islam yang menyatakan mendukung pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Meskipun, keputusan itu ditolak keras oleh PPP gerbong Haji Lulung, hal tersebut tak membuat umat bergeming, terutama bagi basis massa PPP yang sudah kadung kecewa dan marah terhadap sikap politik PPP saat itu. Partai Ka’bah dianggap blunder dan melakukan kesalahan fatal.

Karena sikap politik yang blunder itu suara PPP di DPRD DKI pun rontok, dari yang sebelumnya 10 kursi kemudian tinggal menyisakan 1 kursi saja.

Sekretaris DPW PPP DKI Jakarta Najmi Mumtaza Rabbany alias Gus Najmi mengakui insiden di Pilkada DKI 2017 lalu telah banyak menimbulkan kemarahan kader dan konstituen di akar rumput.

Dijelaskan dia, dalam beberapa waktu ke belakang PPP menghadapi kriris elektoral (paceklik politik). Hal tersebut salah satunya disebabkan karena PPP telah meninggalkan ulama dan habaib, bahkan keputusannya dianggap berseberangan dengan arahan ulama.

Demikian disampaikan Gus Najmi di acara istighosah dan doa bersama untuk Alm. Haji Lulung, AL, SH, di kantor DPW PPP DKI Jakarta, Jl. I Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (30/1/2022).

“Untuk hal tersebut, sebagai bentuk pertanggung jawaban moral, saya mewakili Pengurus dan Kader PPP DKI Jakarta dengan hati yang tulus memohon maaf dan ampunan kepada para ulama, habaib dan seluruh umat Islam di wilayah DKI Jakarta,” ucap Gus Najmi.

Gus Najmi juga menegaskan komitmennya untuk menjadikan Harlah PPP yang baru saja menginjak usianya ke-49, sebagai momentum bagi PPP kembali menjadi benteng politik umat Islam,

yaitu menjadikan partai politik yang memperjuangkan aspirasi (kepentingan) umat Islam, mengupayakan keadilan sehingga tidak ada saudara kita yang tertinggal dan menghadirkan laku politik Islam yang rahmatan lil ‘alamin, membawa rahmat bagi seru sekalian alam.

“Momentum Harlah ke-49 yang baik ini, kami mengajak kita semua untuk melakukan hijrah politik, kembali kepangkuan para ulama sebagai bentuk ikhtiar untuk memperbaiki diri dan perwujudan dari sebuah pertaubatan,” tegas Gus Najmi.

Selain itu, politisi muda ini juga memohon bimbingan dan dukungan para ulama dan habaib Jakarta agar cita-cita mulia PPP untuk mewujudkan negara sejahtera yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan segera terwujud di bumi Indonesia tercinta.

“Sekali lagi, momentum Harlah ke-49 ini mari kita memulai era baru dengan sebuah refleksi kritis dan empiris, yang semoga menyadarkan kita akan tujuan mulia berpartai yang tak lekang dimakan waktu; tak lapuk dimakan hujan dan menjadi elan vital yang terus mampu mereproduksi relevansi dan manfaatnya untuk dihidupkan dari generasi ke generasi;

sebuah pesan pengingat yang menjadi modalitas setiap kader PPP, utamanya saya pribadi. Karena selain masjid atau rumah ibadah dan rumah sakit, partai politik adalah tempat ketiga yang dipenuhi oleh harapan. Politik sebagai wasilah,” pungkas Gus Najmi. {poskota}