Aparat Represif Ke Warga, Fahri Hamzah: Anggota DPR RI Wakil Desa Wadas Mana Ndasmu?

Hawa panas kasus Wadas jadi perhatian nasional. Banyak pihak menyayangkan terjadi tindak kekerasan polisi terhadap warga desa.

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, mempertanyakan keberadaan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) Desa Wadas, Kabupaten, Purworejo, Jawa Tengah.

Purworejo masuk dapil Jateng VI bersama Magelang, Wonosobo, Temanggung, dan Kota Magelang.

Dapil Jateng VI memiliki delapan perwakilan di DPR yaitu Luqman Hakim dan Abdul Kadir Karding dari PKB, Prasetyo Hadi dari Gerindra, Sudjadi dan Vita Ervina dari PDIP, Panggah Susanto dari Golkar, Muslich Zainal Abidin dari PPP, serta Bramantyo Suwondo dari Demokrat.

“Anggota @DPR_RI dapil Wadas mana ndas (kepala)-mu?” kata Fahri lewat akun Twitter miliknya, @Fahrihamzah, Kamis (10/2)

Fahri pun menyampaikan bahwa fungsi pengawasan DPR telah terlalu lama dibiarkan tumpul dan menjadi biang kerok malapraktik dalam penyelenggaraan negara.

Menurutnya, akar masalah ini disebabkan karena partai politik mengangkangi wakil rakyat menjadi wakil partai, sehingga wakil rakyat tidak lagi aspiratif dan hanya formalistik dan basa basi.

“Inilah tragedi dalam demokrasi kita karena para pejabat bebas ngomong dan merasa kalau udah ngomong masalah sudah selesai padahal semuanya banyak kekeliruan dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan,” imbuh dia.

Sebelumnya, anggota DPR Dapil Jateng VI Luqman Hakim telah angkat suara dengan meminta Badan Intelijen Negara (BIN) turun tangan mencari aktor di balikkerusuhan warga dengan aparat di Desa Wadas,sejak Selasa (8/2).

Luqman meyakini kerusuhan di Wadas dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh pihak luar dengan motif hanya mencari keuntungan dari pembahasan lahan warga.

Menurut dia, polisi harus menangkap para provokator dan makelar kasus tersebut, alih-alih menangkap warga yang tak bersalah. {SM}