Paris Pernandes ‘Salam dari Binjai’ Kalahkan Atlet Peraih Medali Emas PON Papua di Ring Tinju

Setelah puluhan pohon pisang yang dipukulnya di Kota Binjai, Sumatera Utara, Paris Pernandes meraih gelar juara perdananya. Membuktikan dirinya bukan hanya jago kandang, tapi juga macan di perantauan.

Sedikit latar belakang, sebetulnya pertandingan Paris Pernandes ini bisa dibilang merupakan hasil adu domba mulut netizen di media sosial TikTok. Dirinya kerap ‘dipanas-panasi’ dengan akun TikTok lainnya, Jekson Karmela.

Jekson bukan sekadar kreator konten, dirinya adalah atlet muay thai kebanggaan Indonesia dengan segudang prestasi nasional dan internasional. Atlet kelahiran 1996 ini adalah Juara 3 Kejuaraan Dunia WMF Thailand 2018 dan terbaru peraih medali emas di ajang PON Papua 2021 kemarin.

Ucapan Jekson, “Ahh, aku ga level sama petinju pohon pisang,” akhirnya membawa keduanya ke atas ring tinju yang digelar oleh Holywings Sport Show (HSS) di Holywings Club V, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu malam (27/2/2022).

Keduanya sama-sama menjalankan debut pertandingan tinju secara profesional, di hadapan lebih dari 450 orang yang hadir, dan lebih dari 350 ribu penonton daring.

detikHOT menyaksikan langsung di lokasi, menjadi saksi bahwa Paris Pernandes dan jargon ‘Salam dari Binjai’ miliknya sudah menguasai sejak awal. Penonton riuh meneriakkan ‘Binjai… Binjai… Binjai’. Suaranya didominasi perempuan yang tak jarang meneriakkan kata ‘ayang’ dengan sangat keras.

Paris Pernandes, memasuki ring teriring lagu ‘Crazy in Love’ milik Beyonce. Dikawal dua sexy dancer. Jekson, tak mau kalah. Dengan para penari pria bergaya hip hop, dia menantang Paris.

Bertanding empat ronde, secara awam, Paris cukup mendominasi sejak awal lewat aksi pukulan jap. Beberapa juga uppercut dicoba saat jarak badan mendekat.

Jekson tentu saja melawan walaupun tak jarang lepas sasaran. Jika mencoba-coba menebak pikirannya, mungkin rasanya dia harus berbagi fokus antara menyerang dan menahan anggota tubuh lainnya yang biasa dipakai saat bertanding muay thai.

“Kasih sekali lek!” Teriak seorang pria nyaring. Disambut gemuruh penonton lainnya.

“Ayang ayo ayang!” Perempuan dari sisi yang lain mencoba menyemangati.

Di menit-menit akhir ronde 4, setelah melancarkan jurus pukulan bertempo cepat, Paris Pernandes mengalahkan Jekson. Tangannya dikepal diangkat ke udara, air matanya jatuh, haru campur tak percaya.

Berulang kali dia sujud dan terlihat menampar-nampar pipinya untuk membuktikan kemenangan malam tadi bukan mimpi.

Holywings Club V yang biasanya meriah oleh lagu dan nyanyian. Berganti heboh lewat sorakan ratusan orang. Sekali lagi, ‘Binjai… Binjai… Binjai’ diteriakkan. Rasanya seperti mendengar seruan ‘Indonesia’ di stadion sepak bola.

“Aku persembahan ini buat orang tuaku di Binjai. Pelatihku dan istriku tercinta. Salam dari Binjai,” ucapnya disambut tepuk tangan.

Keduanya kemudian berpelukan sebagai simbol perdamaian. Tidak ada lagi pertikaian di media sosial, harapan keduanya, para penggemar juga tidak perlu untuk saling ribut.

Sebelum benar-benar turun ring, Jekson meminta untuk berbicara sebentar, soal dirinya yang terbuka untuk pertandingan ulang. Kapan dan di mana? Kita tunggu saja.

Selamat, Paris! Salam dari Tendean. {detik}