News  

Pupuk Langka, Ratusan Petani Tambak di Gresik Rela Antre Panjang Hingga Tengah Malam

Ratusan petani tambak di wilayah Gresik Utara, terpaksa mengantre panjang hingga larut malam, demi bisa mendapatkan jatah pupuk subsidi. Antrean para petani tambak itu terekam dalam video berdurasi 25 detik, dan beredar melalui pesan singkat WhatsApp di Gresik.

Dalam video tersebut, bahkan beberapa warga yang tengah mengantre dengan jelas mengatakan, “Mes (pupuk tambak, red) langka”.

Kemudian, tampak beberapa warga tengah memanggul karung pupuk untuk diangkut ke sepeda motor mereka masing-masing dari kios Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar, Gresik.

Saifuddin Anam, salah satu warga Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar, mengatakan, jika kejadian antrean petani tambak untuk mendapatkan pupuk bersubsidi itu terjadi didesanya, tepatnya di Desa Tanggulrejo pada Rabu,(9/3/2022) lalu.

Kejadian antrean sering terjadi karena petani mengalami kesulitan mendapatkan pupuk untuk tambak ikan mereka.

“Petani tambak disini kan butuh pupuk. Kalau gak ikut mengantre di kios ya gak dapat mas. Sampe malem biasanya antrenya. Distribusinya yang belum lancar sehingga di tingkat petani menjadi langka,” tutur Anam, Jum’at(11/3/2022).

Kondisi antrean panjang ratusan petani demi mendapatkan pupuk subsidi tersebut membuat kalangan legislatif meradang.

Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir tegas menyatakan pemerintah harus menata ulang regulasi pendistribusian pupuk subsidi, terutama bagi para petani tambak. Sebab penyaluran pupuk seringkali tidak sesuai dengan musim tanam dan musim panen.

“Yang luput dari perhatian pusat bahwa di daerah ini tidak hanya sektor pertanian, namun juga perikanan butuh pupuk subsidi. Prinsip petani agar dapat biaya produksi semurah mungkin karena jika menggunakan pakan ikan justru tidak cukup dan malah merugi,” terang Syahrul.

Ditegaskan Syahrul, pola pendataan petani penerima pupuk subsidi melalui RDKK sampai e-RDKK dinilainya belum bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Jika demikian, Syahrul menyarankan agar pupuk subsidi dihapus saja.

Sebagai gantinya, para petani dan petambak diberikan insentif uang tunai agar bisa membeli pupuk ketika waktu yang benar-benar dibutuhkan.

“Tentu perlu sistem pendataan yang canggih agar insentif tersebut bisa tepat sasaran,” pungkasnya. {tvone}