News  

Curhat Bos Semen Indonesia Kelabakan Hadapi Pabrik Semen China Yang Banting Harga

Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Donny Arsal mengungkapkan, industri semen pelat merah kelabakan menghadapi gempuran pabrik semen asing. Terutama pabrik-pabrik semen baru yang berasal dari China.

Dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Donny cerita soal sulitnya persaingan dengan pabrik semen China di dalam negeri. Hal ini karena mereka berani banting harga bahkan hingga nyaris setengah harga semen produksi BUMN.

“Lebih tepatnya pemainnya impor Pak, pemain China yang membuka pabrik. Conh (PT Conch Cement Indonesia), Hongshi, Grobogan, lebih kurang industrinya ada 15 pemain,” ujar Donny dalam rapat yang disiarkan virtual pada Senin (15/11).

Donny kemudian merinci, dari total 15 pemain utama di industri semen ini, hanya dua yang berasal dari dalam negeri.

Berbeda dengan pemain lama, kata Donny, mereka yang baru masuk ini melakukan penetrasi dengan jor-joran banting harga. Sementara Semen Indonesia, lebih ke memastikan keberlanjutan usaha jangka panjang.

Donny menjelaskan, bahkan manuver awal tersebut bisa bertahan hingga empat tahun. Artinya, perusahaan-perusahaan ini berani banting harga untuk jangka waktu cukup lama.

“Harga selisihnya lumayan jauh, bisa 30-40 persen dibanding produk kita. Jadi cukup signifikan untuk menarik customer beralih,” katanya.

Menurut Donny, kondisi tersebut salah satunya berdampak dengan mesti sedikit diturunkannya harga produk Semen Indonesia. Padahal pada tahun 2021 lalu, ia mengeklaim, volume produksi mengalami peningkatan.

“Jadi strategi kita tentu tidak meladeni. Kalau perang jor-joran, kita terluka parah, belum tentu bertahan juga,” tuturnya.

“Alhamdulillah kita masih 50 persen bertahan, hanya saja kita tidak diuntungkan karena kita lebih lama. Kompetisi sangat ketat, kita berakhir dengan margin tipis,” sambung Dirut Semen Indonesia itu. {kumparan}