Sebut Menteri-Menteri Jokowi Badut Politik, Komarudin Watubun: Bonceng Agenda Demi Bisnis Pribadi

Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Komarudin Watubun menilai menteri-menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) serupa dengan badut politik. Lebih lagi, menurutnya, para menteri gemar membonceng kepentingan pribadi ke agenda-agenda nasional.

Komarudin mengungkapkan hal ini merujuk pada jajaran menteri yang menggaungkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

“Saya pikir badut-badut politik banyak memanfaatkan isu tiga periode untuk kepentingan pribadi dan kelompok mereka. Seperti menteri-menteri yang sebenarnya tidak punya kewenangan untuk bicara urusan ini tetapi ikut bicara itu kan ngawur,” ujar Komarudin kepada wartawan di Komplek Parlemen Senayan, Selasa (12/4).

Komarudin pun menyindir menteri yang terlibat dengan proyek-proyek nasional lewat lini bisnisnya masing-masing. Mulai dari penanganan Covid-19 hingga Ibu Kota Negara (IKN).

“Badut-badut politik itu, mereka ini boncengi isu krisis ekonomi nasional Covid, dan sebagainya, lalu mengusulkan tiga periode dan seterusnya,” jelasnya.

Ketua Badan Kehormatan PDIP ini menyebut bahwa para menteri pun tidak berkata jujur terkait wacana tiga periode. Pasalnya, meski di depan publik berhenti membicarakan wacana ini, namun menteri-menteri itu disebut tetap bermain menggerakkan rencana Jokowi tiga periode.

“Untuk wacana ini ya ini kan kita butuh kejujuran, kejujuran semua pihak,” ucap Komarudin.

“Jadi kita sudah ngomong berhenti dengan wacana tiga periode ya harus berhenti. Jangan di depan publik kita ngomong berhenti tetapi di belakang tetap diam-diam manuver untuk agenda tiga periode,” sambungnya.

Komarudin pun terus mewanti-wanti agar para menteri itu tak menumpangkan kepentingan pribadi pada agenda nasional.

“Menteri-menteri ini jangan punya agenda-agenda pribadi lalu ikut dibonceng-bonceng ini agenda nasional. Tetapi masih berpura-pura main sana-sini, [seolah] bikin senang presiden,” sambungnya.

Padahal, menurutnya, menteri sebagai pembantu presiden harusnya mengerjakan urusan teknis untuk membantu tugas-tugas presiden.

“Harusnya serius bantu presiden supaya tidak terjadi seperti saat ini urusan minyak goreng saja jadi masalah serius, [justru] harus Presiden yang harus tangan, untuk apa ada menteri?” ujarnya.

Ia pun menilai bahwa publik harus mengetahui capaian kerja dan peran para menteri yang gemar menggaungkan wacana tiga periode terhadap persoalan nasional.

“Cek menteri-menteri itu satu-satu gimana capaian target tugas kerja yang berikan oleh Presiden kepada mereka menteri yang ngomong-ngomong [tiga periode] ini punya prestasinya apa saja,” pungkasnya. {cnn}