Aburizal Bakrie Sebut Serangan Israel ke Masjidil Aqsa Bentuk Terorisme Kemanusiaan

Bulan Ramadhan seharusnya menjadi bulan yang penuh khidmat, bulan penuh kultus dan ibadah. Tetapi di belahan bumi lain, tempat Nabi Muhammad SAW pernah melakukan Miraj ke Sidratul Muntaha, tempat Nabi Sulaiman putra Nabi Daud AS pernah membangun Bait Allah dan di sana pula kawasan yang menjadi tempat Nabi Isa AS hidup, kekacauan demi kekacauan terus terjadi.

Seperti tidak mengenal hari, tidak mengenal kesucian dan penghormatan, di Yerusalem, Gaza, Palestina dan lebih spesifik di Masjidil Aqsa, belum lama ini kembali muncul ketegangan.

Polisi Israel bersenjata lengkap masuk ke dalam kawasan Masjidil Aqsa sewaktu jamaah muslim Palestina sedang shalat shubuh berjamaah di dalam Masjid Al-Aqsa.

Akibat penyerangan tersebut, setidaknya 158 warga Palestina dikabarkan terluka dalam kekerasan ketika pasukan Israel menahan ratusan warga, seperti dikutip dari Aljazeera, Sabtu (16/04/2022).

Menanggapi aksi terorisme dan kekerasan yang dilakukan polisi Israel terhadap Warga Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa ini, Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengecam aksi tersebut. Menurut Aburizal Bakrie, Israel telah melakukan pelanggaran HAM dan tindakan terorisme yang tidak beradab.

“Tindakan polisi Israel yang masuk ke dalam masjid dan bersikap represif terhadap jamaah shalat shubuh di dalam Masjid Al-Aqsa merupakan pelanggaran HAM berat. Saya mengecam dan mengutuk aksi polisi Israel tersebut,” tegas Aburizal Bakrie dalam pernyataannya (17/04/2022).

“Aksi tersebut merupakan tindakan yang jauh dari kata manusiawi. Kemanusiaan harus dikedepankan untuk melihat masalah ini. Hak beribadah merupakan milik seluruh umat manusia di bumi. Untuk itu saya berharap masalah ini agar turut menjadi perhatian pemerintah Indonesia,” tambah pria yang akrab disapa ARB ini.

Pantas jika kemudian ARB dan segenap umat Islam Indonesia meradang atas penyerangan ini. Pasalnya, Palestina merupakan negara yang memiliki sejarah panjang dengan Indonesia.

Palestina turut berjasa dalam kemerdekaan Negara Indonesia melalui pengakuan de facto tanggal 6 September 1944. Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini.

“Di atas semua itu, saya berharap agar masyarakat melihat ini sebagai masalah kemanusiaan serius, tidak dalam perspektif agama atau golongan tertentu. Bagi saya, tidak boleh ada manusia di muka bumi ini yang tergerus haknya dalam peribadatan kepada Tuhan, tidak dibenarkan pula mengganggu peribadatan orang lain dalam perspektif agama apapun apalagi sampai terjadi bentrok fisik dan korban luka,” sebut Aburizal Bakrie.

Dalam kesempatan ini, Aburizal Bakrie juga turut mengajak segenap rakyat Indonesia untuk turut mendoakan saudara-saudara rakyat Palestina yang hidupnya setiap hari terus dihantui oleh teror kekejaman tentara serta polisi Israel.

Terlebih momen bulan Ramadhan seperti ini, menjadi sarana bagi umat Islam Indonesia agar lebih mensyukuri kondisi keamanan di Indonesia yang jauh lebih baik dibanding negara-negara lain yang sedang mengalami ketegangan sosial.

“Sebagai bentuk solidaritas kita terhadap penyerangan di Palestina, saya mengajak masyarakat Indonesia dalam Bulan Ramadhan yang suci ini juga turut mendoakan saudara-saudara kita di Palestina. Kita doakan keselamatan mereka agar dapat menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan khidmat seperti kita di Indonesia,” tutup Aburizal Bakrie.