News  

Tak Hanya Tindas Muslim Palestina, Israel Pukul Wanita dan Pendeta Serta Larang Jemaah Kristen Masuk Gereja

Kekerasan yang dilakukan Israel pada umat beragama di Palestina tak hanya menimpa umat muslim. Kekerasan juga menimpa jemaah gereja Kristen dimana perempuan dan pendeta dipukul serta ribuan jamaah dilarang masuk gereja saat perayaan Api Suci Sabtu lalu.

Menurut laporan yang diktuip Hops.ID dari laman Arab News pada Senin 25 April 2022, beredar foto dan video yang menunjukan polisi Israel menghalangi para jamaah masuk pintu gereja. Para polisi tersebut juga terlihat memukul wanita serta para pendeta Kristen di sana.

Tindakan ini sebenarnya melanggar keputusan Mahkamah Agung Israel yang menerbitkan aturan agar tidak ada pembatasan jumlah jemaah gereja. Tetapi, fakta di lapangan justru menunjukan polisi-polisi Israel melanggar putusan tersebut, bahkan melakukan kekerasan.

Bahkan menurut kesaksian seorang jemaah Kristen perempuan, pelarangan dan pembatasan jumlah jemaah gereja terus meningkat sejak putusan pengadilan tersebut dikeluarkan.

“Setiap tahun kami menderita akibat tindakan rasis ini. Kami ingin merayakan hari ini dengan bebas dan tanpa Batasan, dan kami menginginkan solusi,” ucapnya.

Sebelumnya, polisi Israel meminta untuk mengurangi jumlah jemaah gereja serta memberi batasan maksimal hanya sejumlah 1000 orang pada perayaan sabtu suci ini.

Polisi Israel sempat melakukan tawar menawar dengan pihak gereja. Tetapi para jemaah tetap menuntut agar bisa masuk ke gereja tanpa syarat

“Kami menganggap bahwa otoritas Israel membatasi jumlah jamaah dan pastor di gereja hari ini merupakan tantangan bagi situasi historis dan hukum gereja selama beberapa dekade.

Polisi Israel hari ini tidak mengizinkan orang-orang kami memasuki gereja sebagaimana mestinya, dan ada pelecehan terhadap mereka,” kata Uskup Monib Younan, mantan kepala Persatuan Lutheran di Yerusalem.

Ia juga menambahkan bahwa Sabtu Suci merupakan satu-satunya perayaan umat Kristen di Yerusalem.

Dan peziarah dari Mesir juga turut hadir tetapi para umat tak diperbolehkan untuk masuk. Menurutnya kejadian ini juga berhubungan dengan insiden penyerangan di Masjid Al- Aqsa, dan seharusnya insiden ini tidak terjadi.

Menanggapi hal ini, Israel berdalih bahwa pihaknya melakukan pembatasan kepada jemaah gereja Kristen untuk mencegah kerumunan orang menyerbu tempat suci Yahudi seperti kejadian tahun lalu yang menewaskan 45 orang Yahudi di sana. {hops}