News  

Ini Cara Cegah Penularan Hepatitis Akut Misterius Pada Anak

Hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak kini sudah sampai ke Indonesia. Penyakit tersebut sudah mewabah di sejumlah negara Eropa, dan terpusat di Inggris Raya.

dr. Hanifah Oswari, selaku dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi di RSCM, menyarankan orang tua untuk waspada dengan melakukan tindakan preventif terhadap hepatitis akut pada anak.

Ada beberapa cara pencegahan yang dibagikan dr. Hanifah berdasarkan gejala pada saluran pencernaan dan pernapasan yang umum diakibatkan oleh hepatitis akut misterius.

Cara cegah penularan hepatitis akut misterius pada anak dari saluran pencernaan:

Jaga kebersihan
Cuci tangan dengan sabun
Konsumsi makanan dan minuman yang matang
Tidak pakai alat makan bersama dengan orang lain
Hindari kontak dengan pasien sakit
Cara cegah penularan hepatitis akut misterius pada anak dari saluran pernapasan
Pakai masker
Jaga jarak
Kurangi mobilitas
Etiologi atau sebab musabab hepatitis akut belum diketahui sampai saat ini. Meski begitu, dr. Hanifah menyebut ada beberapa virus yang diduga berperan dalam hepatitis akut.

Beberapa virus itu, misalnya, adenovirus tipe 41, Sars COVID sendiri juga diduga, juga ada virus EBV (Epstein-Barr virus), ada virus CMV (Cytomegalovirus), dan lain-lain.

“Kebanyakan dari virus-virus yang yang diduga ini penyebab penularannya melalui saluran cerna dan saluran napas. Karena itu pencegahan yang bisa kita lakukan adalah menjaga jangan sampai anak-anak kita terinfeksi virus melalui jalan masuknya virus,” tambah dr. Hanifah dalam konferensi pers daring di Youtube Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5).

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sendiri masih menyelidiki penyebab dari wabah hepatitis akut. Kementerian Kesehatan juga menginvestigasinya melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi.

Sementara gejala awal hepatitis akut, kata dr. Hanifah, adalah mual, muntah, sakit perut, diare, dan kadang disertai demam ringan. Gejala akan semakin berat, seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.

Orang tua diminta segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk didiagnosis awal, jika mengalami gejala tersebut, dan jangan tunggu hingga gejala kuning muncul. Jika terlambat mendapat penanganan medis, maka momentum dokter menolong pasien sangat kecil.

“Jangan menunggu sampai timbul gejala lanjutan kuning karena karena seperti itu akan lebih lambat lagi. Kalau kita bisa menolong dengan cepat, mudah-mudahan penyakit ini tidak dengan cepat berkembang menjadi buruk,” tutup dr. Hanifah.(Sumber)