News  

Tantowi Dorong Ekspor Pisang Dan Mangga ke Selandia Baru

Tantowi Dorong Ekspor Pisang Dan Mangga ke Selandia Baru Radar Aktual

Hari ini (19/9/2018), bersama para Duta Besar ASEAN terkreditasi di Wellington yang tergabung dibawah payung ASEAN Community in Wellington (ACW), Duta Besar Tantowi Yahya melakukan rapat kerja dengan dua menteri ekonomi Selandia Baru yaitu Menteri Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekspor, David Parker dan Menteri Pertanian Damian O’Connor.

Pertemuan para Dubes ASEAN dengan dua menteri Selandia Baru itu, terlaksana di saat yang tepat, dimana ASEAN sedang giat-giatnya meningkatkan hubungan dagang, pertanian, pendidikan dan pariwisata dengan Selandia Baru.

Dalam kesempatan itu, Dubes Tantowi menyampaikan “concern” ASEAN tentang regulasi importasi buah segar ke Selandia Baru.

“Masing-masing negara ASEAN memiliki target peningkatan volume perdagangan yang tinggi dengan Selandia Baru, hal ini idealnya dapat didukung oleh keseriusan pemerintah Selandia Baru dalam memberikan berbagai kemudahan” ujar Tantowi.

“ASEAN adalah produsen utama buah-buahan segar tropis seperti pisang dan nanas yang banyak dikonsumsi masyarakat Selandia Baru. Laju ekspor buah-buahan itu sering terkendala oleh penerbitan Import Health Standar (IHS) yang butuh proses yang panjang ” jelas Tantowi lebih lanjut.

Sejauh ini Indonesia sudah punya IHS untuk manggis dan salak dan sedang berusaha memasukkan pisang dan mangga. Secara spesifik Dubes Tantowi minta Menteri Pertanian Selandia Baru dapat membelakukan IHS secara kolektif kepada seluruh negara ASEAN karena produksi buah-buahan ASEAN hampir mirip seperti mangga, pisang, pepaya dll. “Untuk banyak hal, kami minta Selandia Baru melihat ASEAN sebagai sebuah kolektivitas” jelas Tantowi.

Tantowi juga menyampaikan harapan agar kebijakan Perdagangan Selandia Baru dapat lebih melihat ASEAN yang secara georafis lebih dekat dengan Selandia Baru.

Sekaligus juga melihat ASEAN sebagai pasar potensial berpenduduk 600 juta jiwa, bonus demografi usia produktif di tahun 2030 dan letak strategis jalur perdagangan dunia dengan volume mencapai US$ 5 triliun.

Pertemuan yang dihadiri 4 Dubes (Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam) dan 2 KUAI (Singapura dan Thailand) tersebut juga membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama lainnya, seperti: Regional Comprehensive Partnership (RCEP), Comprehensive Partnership Trans Pacific Partnership (CP TPP), kerja sama Pendidikan, ketenagakerjaan dan UKM.

Untuk isu ketenagakerjaan, Menteri Parker menyatakan bahwa sejalan dengan peningkatan perekonomian, Selandia Baru masih memerlukan masuknya tenaga kerja asing, misalnya dari India, Filipina termasuk Indonesia. Namun, masuknya tenaga kerja tersebut harus tetap mempertimbangkan aspek lingkungan hidup dan kesejahteraan sosial.