Hasan Basri Agus merupakan mantan Gubernur Jambi periode 2010-2015. Sebelum menjadi Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus merupakan Bupati Sarolangun perioden 2006-2011. Pria kelahiran Jambi, 30 Agustus 1953 tersebut merupakan contoh dari sosok seorang abdi negara yang setia dan loyal terhadap tugasnya. Sebab, ia mengawali segalanya dari bawah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan di lingkungan Provinsi Jambi pada tahun 2005.
Lulusan sarjana Universitas Sumatera Utara ini memilih jalur pengabdian kepada negara sebagai PNS dalam karirnya. Rasa cintanya terhadap bangsa dan negara membuat ia memutuskan pilihan tersebut. Perjalanan karir PNS-nya pun terbilang sangat mulus, perlahan menanjak hingga berhasil mencapai titik tertinggi dalam karir pengabdiannya sebagai pimpinan daerah.
Asam garam karir PNS pun pernah ia cicipi. Setelah diterima sebagai PNS pada tahun 2005 di lingkungan Pemprov Jambi, Hasan Basri Agus kemudian mendapat penugasan sebagai Sekwilcam Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari pada tahun 1988. Kasubag Biro Tata Pemerintahan Sekda Prov. Jambi pada tahun 1988. Dan Camat Perwakilan Muaro Sebo Kab. Batanghari, masih di tahun yang sama.
Superioritas putera pasangan H. Agus dan Hj Mo’ah ini dalam pekerjaan membuatnya seolah begitu mudah mendapatkan promosi jabatan. Selain di Muaro Sebo Kab. Batanghari, Hasan Basri Agus kemudian juga pernah menduduki kursi Camat di Kecamatan Marsam Kabupaten Batanghari di tahun 1989 dan Kecamatan Muara Tembesi, Kab. Batanghari tahun 1990.
Setelah menjalani penugasan di tingkat kecamatan dan dianggap berhasil sejak saat itu karir Hasan Basri Agus melesat lebih tinggi lagi. Di tahun 1994 menjabat Kepala Kantor Catatan Sipil Tk. II Bungo Tebo, tahun 1996 sebagai Pj. Asisten II Sekwilda Tk. II Batanghari, Kepala Biro Kepegawaian Sekwilda Prov. Jambi, dan akhir pengabdiannya sebagai PNS di tahun 1999–2006 Sekretaris Daerah Kota Jambi.
Akhir pengabdian sebagai PNS memang berhenti di tahun 2006, tapi banyak jalan mengabdi bagi seorang Hasan Basri Agus. Cita-citanya untuk terus bisa memberi manfaat pada tanah yang dipijaknya membuatnya terus berlari mengabdi di Provinsi Jambi. Tahun 2006 Hasan Basri Agus kemudian mencalonkan diri sebagai Bupati Sarolangun yang diusung oleh Partai Demokrat.
Ini merupakan awal seorang Hasan Basri Agus masuk ke dunia politik praktis. Jejaknya di politik semakin nyata ketika Hasan Basri Agus menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi untuk periode 2010-2016. Tidak sampai di situ, di tahun 2014-2016, Hasan Basri Agus ditunjuk untuk menjadi Anggota Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat.
Selama menjadi Gubernur Jambi, begitu banyak hasil karya Hasan Basri Agus yang dirasakan langsung oleh masyarakat Jambi, misalnya satu miliar satu kecamatan sebagai program pengentasan kemiskinan di Provinsi Jambi.
Program ini bertujuan mengakselerasi percepatan pembangunan di Provinsi Jambi dengan basis kegiatan di kecamatan dengan alokasi dana sebesar 1 miliar rupiah bertujuan mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah, meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan denyut perekonomian di desa.
Tidak hanya program satu miliar satu kecamatan, Hasan Basri Agus semasa memimpin Jambi sebagai gubernur juga menginisasi program bedah rumah dengan dana kolektif CSR perusahaan di Jambi. Ikon daerah Gentala Arasy juga merupakan karya seorang Hasan Basri Agus ketika memimpin Jambi.
Ada pula, pembangunan jalan pertambangan batubara yang menjadi karya Hasan Basri Agus atas keuletannya mendesak perusahaan pertambangan membangun jalan penghubung Sarolangun melalui Muaro Jambi dan dari Muaro jambi ke Kota Jambi.
Bekerjasama dengan kementerian pertanian, Hasan Basri Agus juga memiliki kontribusi besar atas pilot project pengembangan pertanian modern di Provinsi Jambi. Pembangunan infrastruktur pun menjadi salah satu karya yang bisa dibanggakan dari Hasan Basri Agus, salah satu yang bisa dirasakan masyarakat adalah pengembangan kapasitas Bandara Sultan Thaha Jambi.
Atas segala kiprahnya yang terbilang mumpuni memimpin Jambi, Hasan Basri Agus pun mendapatkan banyak penghargaan. Mulai dari Satya Lencana Karya Satya XX dari Presiden RI di tahun 1989, Lencana Panca Warsa Ka. Kwarda Prov. Jambi tahun 2003, Pegawai Negeri Sipil Teladan RI, MenPAN RI tahun 2003, Penghargaan Pembangunan Bid. Pertanian dari Mentan RI di tahun 2007, sampai Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI tahun 2006.
Bukan hanya penghargaan dan apresiasi dari atasan serta lembaga yang memberikan penghargaan, masyarakat Jambi pun menilai postif kinerja Hasan Basri Agus selama memimpin daerah. Hal ini terbukti dari raihan suaranya saat ia mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI Periode 2019-2024. Hasan Basri Agus mendapatkan 200.291 suara untuk kursi DPR RI dari Dapil Jambi. Raihan suaranya menempatkan Hasan Basri Agus sebagai Caleg peraih suara tertinggi di Dapil Jambi.
Ia tidak bisa berkata apapun selain ucapan terimakasih atas kepercayaan masyarakat kepadanya. Itu menjadi bukti untuknya betapa Hasan Basri Agus sangat dicintai oleh masyarakat Jambi.
“Saya H Hasan Basri Agus bersama seluruh Tim HBA Center 2019 mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Jambi dan khusunya kepada seluruh keluarga, kerabat, relawan dan simpatisan dimanapun berada yang mana telah menghantarkan saya ke Gedung Senayan sebagai Anggota DPR-RI Periode 2019-2024 dengan perolehan suara 200.291 pemilih,” tulis HBA.
Motivasi Hasan Basri Agus pada saat pencalonan dalam Pileg 2019 yang lalu yaitu ingin melanjutkan pengabdian di bidang legislatif dalam rangka memajukan daerah dan masyarakat Provinsi Jambi pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Di DPR RI, kiprah dan prestasi kerjanya saat menjadi Gubernur Jambi dan PNS pun tercermin. Ia menjalani berbagai agenda legislasi dengan sangat baik. Hasan Basri Agus dikenal sebagai anggota DPR RI yang disiplin di kalangan rekan sejawatnya.
Saat duduk di kursi legislatif, Fraksi Partai Golkar mula-mula menempatkannya di Komisi 5 DPR yang mengurusi masalah Infrastruktur, Transportasi, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, dan Pencarian dan Pertolongan.
Selama di Komisi 5 DPR, Hasan Basri Agus cukup banyak terlibat dalam berbagai agenda Komisi 5 DPR RI, seperti pembahasan penyampaian rencana strategis dan evaluasi pelaksanaan anggaran K/L TA 2019 dan program legislasi nasional. ia juga terlibat aktif dalam pembahasan persiapan infrastruktur dan transportasi pendukung di 5 (lima) destinasi prioritas wisata nasional.
Di komisi VIII DPR yang membidangi persoalan agama, sosial dan kebencanaan, Hasan Basri Agus terlibat aktif dalam mendorong percepatan bansos dari Kementerian Sosial agar tepat sasaran dan cepat diterima oleh penerima yang membutuhkan, terutama di masa Pandemi Covid-19.
Hasan Basri Agus juga rajin turun ke daerah dalam rangka kunjungan kerja dan giat reses. Dalam kesempatan itu, Hasan Basri Agus selalu berupaya mendengar serta berbicara langsung kepada masyarakat mengenai persoalan mereka terutama yang terkait dengan ruang lingkup kerjanya di Komisi VIII DPR.
Di komisi VIII DPR RI pula Hasan Basri Agus menyoroti berbagai konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Seperti belum lama ini yang terjadi di Lombok, NTB pada 23 Mei 2022 silam. Meski menurutnya konflik di NTB tidak menyangkut persoalan SARA, untuk mengantisipasi adanya persoalan konflik sosial penting bagi DPR RI agar melihat peran dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Keberadaan forum tersebut menurut pandangan Hasan Basri Agus memiliki peran sentral dan fundamental dalam sosialisasi ataupun mendidik masyarakat bisa menjalani hidup lebih egaliter. Hasan Basri juga menyebut agar program Moderasi Beragama terus dikembangkan, terutama membantu organisasi yang tugasnya di lapangan melakukan koordinasi dan sinkronisasi keumatan, seperti FKUB.
Sosok Hasan Basri Agus dengan segala pemikiran, loyalitas dan pengabdiannya memang pantas duduk di kursi DPR RI. Dengan adanya sosok yang disiplin, loyal terhadap profesi dan membumi seperti dirinya, citra DPR RI pun akan membaik di mata masyarakat. Lebih dari itu, sosok Hasan Basri Agus merupakan figur yang mau mendengar permasalahan rakyat dan mengentaskan persoalan tersebut. Dia adalah tipe corong suara rakyat yang didambakan Indonesia dewasa ini. {golkarpedia}