News  

Reshuffle Kabinet Jokowi Direspons Negatif, Analis: Pasar Lebih Suka Sosok Profesional

Ketua MPP PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wali Kota Bogor Bima Arya, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, dan Ketua DPW PAN Jabar Desy Ratnasari, datang ke Gedung Pakuan, Bandung, Selasa (7/6/2022)

Pasar saham merespons negatif reshuffle kabinet yang akan dilakukan Presiden Jokowi siang ini, Rabu (15/6).

Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali berada di bawah level psikologisnya 7.000.

Adapun, hingga pukul 11:25 WIB, IHSG siang ini turun 1,05 persen ke 6.975,89 dan terus menurun.

IHSG pun per siang ini sudah menyentuh level terendahnya di 6.968,62

. Investor asing juga tercatat melakukan jual bersih atau net sell sebesar Rp 412,91 miliar di reguler market.

Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mencermati adanya sentimen yang mendorong anjloknya IHSG.

Di mana, sentimen global yakni terkait menurunnya harga komoditas serta antisipasi Fed Fund Rate (FFR) yang akan diumumkan pekan ini.

Namun, dari dalam negeri ada dari reshuffle kabinet yang akan diumumkan Presiden Jokowi hari Ini. Menurut David, pasar lebih suka sosok yang profesional dibanding politikus.

“Karena profesional lebih memahami isu perdagangan global,” kata David saat dihubungi kumparan, Rabu (15/6). Apalagi, ia mengatakan tantangan ekonomi akan semakin berat ke depan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, posisi Menteri Perdagangan yang diemban M.Lutfi akan diganti oleh Zulkifli Hasan yang merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).

“Menteri Perdagangan tadinya profesional meski pro dan kontra, diganti ke politikus menjadi tanda tanya.

Situasi reshuffle bukan isu besar buat saat ini, karena sentimen global pengaruhnya lebih banyak,” pungkasnya.

Meski begitu, IHSG tidak akan melemah akibat isu reshuffle saat ini. Untuk menghadapi badai tantangan ekonomi, pelaku pasar menginginkan menteri yang berpengalaman dalam menghadapi isu perekonomian global.

Sementara itu, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus, mengatakan dengan pergantian menteri karena prestasi kurang yang baik dengan orang yang lebih baik, ini menjadi sentimen yang positif.

“Ini semua tergantung orang dan posisi yang reshuffle, apakah dia memiliki prestasi atau tidak. Mendag masalah minyak goreng, itu menjadi penilaian (para investor) sebetulnya,” lanjutnya.

Maximilianus memberi contoh, apabila Menteri Keuangan Sri Mulyani yang diganti, dampaknya akan lebih besar.

Apabila menteri diganti dengan sosok yang lebih prestatif, sentimen ini akan cenderung mengarah ke positif.

“Tidak bisa bandingkan apple-to-apple pergantian kabinet menjadi sentimen positif atau tidak,” ujarnya.(Sumber)