Effendi Simbolon Khawatir Kekuatan JK-SBY-Paloh Mampu Kalah PDIP di 2024

Jokowi dampingi Mega apel. ©2013 Merdeka.com/m. luthfi rahman

Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai, pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas, Bogor demi kepentingan Pemilu 2024.

Di saat bersama, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu Ketum NasDem Surya Paloh.

Adi menduga, pertemuan dua tokoh tersebut untuk menyatukan visi yakni mengalahkan PDI Perjuangan.

Menanggapi hal itu, Politisi PDIP Effendi Simbolon menilai, pertemuan AHY-Paloh dan SBY-JK dinilai sebagai manuver yang hebat.

“Mantap! Mantap manuvernya,” kata Effendi saat ditemui di Kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6).

Gerindra soal JK-SBY-Paloh King Maker: Tergantung Keberhasilan Capres-Cawapresnya
Dengan nada enteng, Effendi malah yakin mereka bisa mengalahkan hegemoni PDIP. Kata dia, SBY, JK dan Ketum NasDem Surya Paloh adalah kekuatan besar.

“Bisa dong, mantap itu kekuatan besar, berpadu, berkolaborasi,” ucapnya.

Lebih lanjut, PDIP sendiri belum melakukan pertemuan dengan parpol lain terkait 2024. Partai banteng masih tahap penjajakan. “Belum, masih dijajaki terus, kita kan bergerak kan bersama bersama,” pungkasnya.

Ambisi King Maker
Lain dengan Effendi, Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menyinggung pertemuan AHY-Paloh dan JK-SBY sebagai ambisi menjadi king maker.

SBY-JK-Paloh Dituding Berambisi Jadi King Maker, Demokrat: Tafsiran Tidak Pas

“Rakyat kan tidak pilih para tokoh-tokoh yang sedang berambisi jadi ‘King Maker’. Rakyat akan pilih capres, toh,” kata Andreas kepada merdeka.com, Selasa (28/6).

Andreas memahami soal pertemuan SBY dan JK itu. Dia berkata, semua ingin menang pada pilpres 2024.

“Namanya kontestasi pilpres ya pasti semua juga ingin menang. Tapi sampai sekarang belum ada capresnya tuh,” ucapnya.

Andreas tidak khawatir soal anggapan PDIP ditinggal sendiri tanpa rekan koalisi. Justru, kata dia, banyak parpol lain yang ingin berkoalisi dengan PDIP.

Saan Mustopa: Tak Ada Pengaruh SBY-JK dalam Silaturahmi NasDem ke Parpol Lain
“Faktanya, banyak yang pengen tuh, berkomunikasi dengan PDI Perjuangan. Malah sudah pada deg-degan tunggu diajak berkomunikasi,” ucapnya.

“Kalau enggak percaya, tanya saja ke teman-teman petinggi partai,” kata Andreas.

Demi Kalahkan PDIP

Pengamat Politik Adi Prayinto menilai, pertemuan SBY dengan JK di Cikeas, Bogor demi kepentingan pemilu 2024. Adi menduga, pertemuan dua tokoh tersebut untuk menyatukan visi yakni mengalahkan PDI Perjuangan.

Adi mengatakan, semakin kuatnya sinyal tersebut karena pertemuan antara SBY dengan JK bersamaan dengan pertemuan AHY dan Surya Paloh.

PDIP Tuding JK-SBY-Paloh Ambisi jadi King Maker, Ini Jawaban NasDem

“Kenapa saya sebut untuk kepentingan 2024. Pertama, NasDem menominasikan Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan itu pilihan paling realitas untuk NasDem.

Karena kalau Ganjar pasti bentrok dengan PDIP. Kalau Andika Perkasa pasti diprotes publik sebagai jenderal aktif yang tak boleh berpolitik. Maka pilihan rasional adalah Anies,” kata Adi Prayitno, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (24/6).

Menurutnya, bila NasDem mengusung Anies sebagai capres, maka Demokrat pasti akan tertarik untuk bergabung. Adi menyakini hal itu sudah dipastikan bahwa poros tersebut mampu mengalahkan PDI Perjuangan.

“ketika Anies (diusung) maka Demokrat tertarik bergabung, kenapa? tentu kepentingannya sama ingin mengalahkan dominasi PDIP yang dua periode memenangkan pertarungan,” ucapnya.

“Artinya ketika NasDem mengusung nama seperti Anies secara tidak langsung kan ingin bikin front terbuka dengan PDIP. Bahkan dengan pemerintah,” sambung Adi Prayitno.

Demokrat Akui Koalisi dengan NasDem dan PKS Menguat Usai SBY Bertemu JK
Sebab, jika pertemuan SBY-JK hanya romantisme sahabat lama, maka tidak perlu bertemu langsung di kediaman SBY.

“Dalam konteks itulah JK adalah mentor utamanya Anies Baswedan karena momen pertemuan dengan SBY dan JK bersamaan dengan pertemuan AHY NasDem itulah yang semakin menebalkan bahwa JK dan SBY pasti bicara tentang Demokrat bergabung dengan NasDem,” paparnya.

“Dan tentu saja mengusung Anies Baswedan dan sangat mungkin AHY disodorkan sebagai cawapresnya,” tambah Adi Prayitno.(Sumber)