Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily tidak sepakat jika PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra diebut sebagai partai yang mendapatkan keuntungan elektoral lebih besar dibanding partai lain dalam Pemilihan Legislatif 2019. Adapun, PDIP dan Gerindra dinilai mendapatkan keuntungan elektoral karena memiliki kader calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2019.
Menurut dia, efek ekor jas atau coattail effect tergantung pada sosok calon presidennya. “Itu tergantung siapa capresnya. Di internal koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma’ruf, setiap partai diberi kesempatan yang sama untuk mengampanyekan Jokowi-Ma’ruf,” ujar Ace di Posko Cemara, Senin (12/11/2018).
Contohnya adalah saat Jokowi berkunjung ke Bandung kemarin. Ace mengatakan, dia sebagai salah satu elite Partai Golkar turut mendampingi Jokowi selama di Bandung. Kesempatan untuk “tampil” bersama Jokowi tidak hanya untuk PDIP saja.
Menurut Ace, Jokowi punya kemampuan mengelola partai koalisinya. Dengan begitu, tidak ada partai koalisi yang merasa tidak mendapatkan keuntungan elektoral dari Jokowi.
Tak hanya PDIP, semua partai koalisi punya kesempatan sama dalam mengasosiasikan diri dengan Jokowi. “Sekarang Pak Jokowi bagi siapa pun parpolnya terbuka mengasosiasikan diri dari parpol itu. Seperti Golkar kan kita bikin ‘GoJo’ Golkar Jokowi. Ada asosiasi, ada co-branding untuk Golkar juga. Jadi peluang itu tetap terbuka,” ujar Ace.
Pernyataan Ace ini menanggapi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menilai, Pemilu 2019 sangat menguntungkan PDIP dan Gerindra karena berlangsung serentak. Sebab, dua partai itu mengusung kader sendiri sebagai capres yang elektabilitasnya membawa limpahan suara bagi partai dalam pemilu legislatif.
“Pemilu 2019 ini dilaksanakan serentak, pilpres bersamaan dengan pileg. Survei membuktikan saat ini partai politik yang punya capres sangat diuntungkan,” ujar SBY dalam pidatonya saat membuka acara pembekalan caleg Demokrat di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
“Contohnya PDI-P dengan Pak Jokowi sebagai capres kader partai itu dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai capres kader Gerindra,” lanjut SBY.
Presiden keenam RI itu menambahkan, hal tersebut tercermin dalam sejumlah survei yang menunjukkan suara PDIP dan Gerindra meningkat tajam di Pileg 2019.
Sebaliknya, lanjut SBY, partai-partai yang tak mengusung capres atau cawapres suaranya anjlok. SBY menganggap hal itu tantangan berat bagi Demokrat lantaran tak mengusung capres atau cawapres di Pilpres 2019. Namun, ia tetap optimistis partainya bisa sukses di Pileg 2019.