Cak Imin: Di Bawah Komando Saya, Politik Ahlussunnah Waljamaah Jadi Penentu Pilpres 2024

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin memohon doa para kiai sesepuh Pondok Pesantren di Jawa Timur agar sukses di Pilpres 2024.

Hal ini disampaikan Cak Imin dalam haul akbar di Ponpes Al Falah, Kediri, Jatim.

Haul itu dihadiri puluhan ribu jemaah dan para kiai serta ulama antara lain mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Kafabihi Mahrus, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH Agoes Ali Mashuri (Gus Ali) Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Ponpes Al-Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), tuan rumah Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso KH KH Nurul Huda Djazuli, para kiai muda (gawagis), dan sejumlah ulama dan kiai lain dari berbagai wilayah di Indonesia.

Kemudian Menteri Desa PDTT Gus Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan sejumlah tokoh lainnya.

Cak Imin memohon doa agar langkahnya maju sebagai capres di Pilpres 2024 nanti diberikan kelancaran, kesuksesan dan keberkahan.

“Saya bukan kampanye, tetapi saya meminta doa. Pertama agar perjuangan politik ahlussunnah waljamaah ini mulus lancar sukses. Tak perlu saya jelaskan politik ahlussunnah waljamaah itu seperti apa karena sudah terbukti nyata dan konkret. Politik yang bisa menyelamatkan yang menjaga pilar keumatan Indonesia,” kata Cak Imin, dalam keterangannya, Minggu (7/8).

Cak Imin menuturkan, Presiden Jokowi mengakui jika tidak ada peran para santri, pesantren NU dan PKB sebagai pilar kesatuan dan persatuan, maka langkahnya memimpin bangsa ini akan sangat berat.

“Dalam kesempatan ini, saya minta doa, minta diistighosahkan, nyuwun (minta) ditirakati, semoga politik ahlussunnah waljamaah tidak hanya jadi pendorong, tidak hanya jadi penopang, tapi penentu khususnya di Pilpres 2024.

Politik ahlussunnahwal jemaah di bawah komando saya, insyallah bisa menjadi penentu,” tutur Wakil Ketua DPR ini.

Gus Muhaimin menuturkan, manfaat dan peran politik ahlussunnah waljamaah sudah nyata sejak era pra kemerdekaan.

Bahkan, lahirnya ide demokratisasi dan reformasi muncul dari politik ahlussunnah waljamaah yang dipelopori oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Namun, sebelum era Reformasi, gagasan Gus Dur sempat ditentang para ulama NU.

“Pertama kali yang menyuarakan demokratisasi dan reformasi adalah Gus Dur yang didukung seluruh bangsa. Insyallah kekuatan politik ahlussunnah waljamaah nggak bisa dibendung. Begitu kata Gus Dur,” ungkap Cak Imin.

Terbukti, sejak era Reformasi, kekuatan politik ahlussunnah waljamaah mampu mengkonsolidasi dan merapatkan barisan seluruh bangsa.

Bahkan, Cak Imin menyebut siapa pun capres atau cawapres yang didukung NU dan PKB, pasti menang.

“Dari zaman 98 dan Pemilu 1999, berkat politik ahlussunnah waljamaah, pemerintah mau tidak mau harus ikut politik Islam rahmatan lilalami karena mampu menyatukan, memenangkan dan mensukseskan progam-program pemerintah. Di masa-masa sulit bisa lancar menghadapi krisis,” pungkas Cak Imin.(Sumber)