News  

Mahfud MD: Skenario Pelecehan Seks Istri Ferdy Sambo Menjijikkan, Seperti Film Porno Brutal

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku jijik dengan skenario pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Mahfud menilai skenario yang dibeberkan mirip cerita film porno. Skenario itu, kata Mahfud, awalnya diungkapkan oleh orang-orang yang kini menjadi tersangka.

“Itu karangan, tapi menjijikkan, hanya orang dewasa yang bisa dengar itu. Itu karangan, tapi seakan-akan kita nonton film porno,” kata Mahfud di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored dikutip Kamis (18/8). CNNIndonesia.com telah mendapat izin untuk mengutipnya.

Mahfud menjelaskan saat itu Sambo mengaku istrinya akan diperkosa oleh Brigadir J. Dalam ceritanya itu, Mahfud menilai terlalu brutal.

“Seperti cerita porno yang brutal lah,” ucap dia.

Mengetahui cerita itu, Mahfud lebih memilih menyerahkan kasus tersebut pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh kepolisian. Menurutnya, kasus tersebut harus dilihat secara logis dan berlandaskan fakta.

“Makanya itu kalau tanya ke saya: sudah biar dikonstruksi oleh hakim, oleh polisi dan seterusnya. Toh, cerita itu ndak terlalu penting,” ucapnya.

Dalam kasus ini, kepolisian telah menetapkan Irjen Ferdy Sambo beserta Bharada E, Bripka RR, dan KM alias Kuwat Maruf sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J.

Keempat tersangka itu dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 56 KUHP terkait dugaan pembunuhan berencana.

Sementara itu, Istri Sambo, Putri Candrawathi mengklaim dilecehkan oleh Brigadir J, sehingga Baharada E menembak Brigadir J.

Kasus dugaan pelecehan itu kemudian dilaporkan ke kepolisian, tetapi saat ini sudah disetop. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pun memutuskan untuk tidak memberikan perlindungan terhadap Putri karena laporan kasus tersebut telah disetop kepolisian dan menuding dia tidak kooperatif.

Sementara itu, Komnas HAM dan Komnas Perempuan masih berupaya memintai keterangan Putri. Menurut kedua lembaga itu, keterangan Putri penting dalam kasus ini.

Terkait dugaan pelecehan, Komnas HAM dan Komnas Perempuan juga masih menunggu pernyataan langsung dari Putri.

(Sumber)