Pertikaian PDIP Vs Demokrat Makin Tegang, Kader Golkar Disarankan Tak Terlibat

Partai Demokrat dan PDIP bersitegang memperebutkan siapa yang paling berhasil membangun Indonesia berdasarkan kinerja dua pemerintahan di masa mantan Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo. Silang perdebatan antara kedua partai ini semakin meruncing dengan saling menunjukkan data-data dari keberhasilan pembangunan masing-masing kubu.

Tidak hanya politisi antara kedua partai, PDIP dan Partai Demokrat yang saling silang perdebatan, politisi dari partai lain termasuk Partai Golkar pun ikut masuk dalam tema perdebatan tersebut. Di antaranya Hamka B. Kady dan Ridwan Bae yang memiliki perspektif kecenderungan menyerang Partai Demokrat dan membela PDIP.

Berbeda dengan Hamka B. Kady yang menyebut Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) baper dan Ridwan Bae yang mengatakan Presiden Jokowi adalah yang terbaik di antara presiden lainnya termasuk mantan Presiden SBY, politisi muda Partai Golkar Achmad Annama melalui akun twitternya @AchmadAnnama justru tidak setuju.

Ia merasa argumen perdebatan antara kedua partai PDIP dan Partai Demokrat adalah hal yang wajar dalam demokrasi, selain itu, partai lain termasuk Partai Golkar tidak perlu turut campur meminyaki perdebatan yang sehat antara kedua partai itu.

“Ketegangan makin tinggi Partai demokrat vs PDIP. Kader kedua parpol berbalasan komen, sindiran hingga data antara era sby vs masa jokowi. Saya pribadi berharap kader-kader partai golkar tak terlibat pertikaian politik ini. Ibarat gajah lawan gajah nanti pelanduk mati di tengah,” begitu tulis akun @AchmadAnnama dalam cuitannya 22/09/2022, seperti dikutip redaksi Golkarpedia.com.

Bagi koordinator komunitas Golkar Milenial ini, para politisi Partai Golkar tidak elok memihak salah satu pihak, sebab baik di masa SBY ataupun era Jokowi sekarang ini, Partai Golkar berkontribusi positif terhadap pembangunan dua era pemerintahan tersebut.

Partai Golkar memang membantu periode pemerintahan SBY selama dua periode dan pemerintahan Jokowi juga selama dua periode. Achmad Annama melalui cuitannya bahkan membeberkan data-data mengenai siapa saja kader Partai Golkar yang turut berkontribusi dalam pemerintahan dua era pemerintahan, SBY dan Jokowi.

Pada periode pertama SBY, kader-kader terbaik Partai Golkar berada di dalam pemerintahan seperti, Ketum DPP Partai Golkar periode 2004-2009, Jusuf Kalla (JK) sebagai Wapres RI; Aburizal Bakrie sebagai Menko Kesra/Perekonomian; Fahmi Idris sebagai Menperin/Menaker; Paskah Suzetta menjabat Kepala Bappenas; dan Andi Mattalatta menjabat Menkumham.

Periode kedua SBY, kader Partai Golkar juga turut berada dalam pemerintahan seperti Agung Laksono yang menjabat Menko Kesra; Sulaiman Hidayat menduduki jabatan Menperin; dan Fadel Muhammad/Syarif Cicip Sutardjo menduduki posisi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Di pemerintahan Presiden Jokowi, selama dua periode kader-kader Partai Golkar turut pula menduduki jabatan strategis pemerintahan seperti, Luhut Pandjaitan yang menjabat Menko Polhukam/Menko Marinves; Airlangga Hartarto sebagai Menperin dan Idrus Marham/Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Mensos pada periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi.

Di periode kedua kader Partai Golkar yang menduduki jabatan di pemerintahan adalah Luhut Pandjaitan duduk sebagai Menko Polhukam/Menko Marinves; Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian; Agus Gumiwang sebagai Menperin; dan Zainudin Amali yang menduduki jabatan Menpora.

Atas hal tersebut, Achmad Annama berharap bahwa kesadaran kolektif atas kontribusi Partai Golkar pada pemerintahan kedua presiden tersebut harus dibangun, dimulai dari partai beringin ini sendiri. Tentu kader-kader terbaik Partai Golkar yang berada dalam pemerintahan baik SBY dan Jokowi sudah sangat optimal bekerja.

“Tentunya, kader Partai Golkar yang dipercaya masuk kabinet, sudah sepenuh hati segenap jiwa membantu, baik SBY maupun jokowi. Karenanya, kinerja SBY dan Jokowi tentu tak terlepas dari kinerja para kader partai golkar. Sejatinya kita sebagai kader memberi apresiasi tinggi keduanya,” cuit Wabendum Depinas SOKSI ini. SOKSI merupakan organisasi pendiri Partai Golkar yang perduli pada persoalan buruh dan tenaga kerja.

Sebelumnya perdebatan ini dimulai dari pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) yang menyampaikan secara eksplisit mengenai ucapan terimakasih yang seharusnya dilontarkan Presiden Jokowi kepada mantan Presiden SBY atas pembangunan infrastruktur hari ini.

“Ya kadang-kadang saya speechless juga mengatakannya. Kenapa sih kita tidak kemudian mengatakan terima kasih telah diletakan landasan telah dibangun 70 persen, 80 persen sehingga kami tinggal 10 persen tinggal gunting pita, terima kasih Demokrat, terima kasih SBY begitu,” kata AHY di Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Kamis, 15 September 2022.

Argumen yang disampaikan oleh AHY kemudian memancing argumen lainnya dari para politisi PDIP. Di media, mereka saling membeberkan data pembangunan era siapa yang lebih baik. Hingga detik ini, perdebatan klaim keberhasilan dua era pemerintahan masih berlangsung, tetapi tensinya mulai menurun dan mungkin akan kembali menanjak ketika mendekati Pemilu 2024. {golkarpedia}