News  

13 Gelar Kehormatan Yang Diterima Jokowi, Terbaru ‘Dada Madopo Malamo’ Dari Kesultanan Ternate

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja diberikan gelar dari Kesultanan Ternate. Ini bukanlah gelar pertama yang diterima Jokowi. Dia sebelumnya telah mendapatkan gelar kehormatan dari kesultanan hingga masyarakat adat.

Gelar kehormatan yang diterima Jokowi itu mulai dari Ki Jaka Winata, Kapiteng Lau Pulo, Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri, Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku, hingga yang terbaru Dada Madopo Malomo.

Ada beberapa alasan mengapa gelar kehormatan itu diberikan kepada Jokowi. Misalnya, saat diberikan gelar Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku, Jokowi dianggap sebagai sosok pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan Maluku.

 

Berikut deretan gelar kehormatan yang diberikan kepada Jokowi:

1. Ki Jaka Winata
Gelar Ki Jaka Winata diberikan kepada Jokowi pada tahun 2014 lalu. Gelar ini diberikan oleh masyarakat adat Kampung Naga, Garut, Jawa Barat. Saat itu, Jokowi masih menjadi calon presiden.

“Kami mewakili kampung naga atas nama masyarakat adat, kami memberikan gelar kehormatan bagi Ir. H. Joko Widodo dengan gelar Ki Jaka Winata,” ujar tokoh adat Kampung Naga, Ki Ade Suherli, pada 3 Juli 2014.

Tak hanya itu, Jokowi juga dikalungi kain perguruan silat Pasundan asuhan Uyut Sani. Kain itu berwarna hitam dan bergambar kujang.

“Tidak sembarang orang bisa pakai kalung itu. Apalagi yang memberikan langsung adalah sesepuh kami Uyut Sani. Bukan main-main itu karena cuma satu di dunia,” ujar salah seorang anggota perguruan tersebut.

2. Biji Nagara Madafalo atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara
Pada tahun 2015, Jokowi juga mendapatkan gelar kehormatan dari Kesultanan Tidore, Maluku Utara. Kala itu, Jokowi dianugerahi gelar Biji Nagara Madafalo atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara.

Sultan Tidore Haji Husain Syah saat itu menggelar upacara khusus untuk menganugerahkan gelar tersebut di sela-sela kunjungan kerja Presiden Jokowi di Ternate. Upacara penganugerahan digelar di Istana Kesultanan Tidore.

Dengan mengenakan jubah kebesaraan Kerajaan Tidore berupa gamis warna putih, Jokowi mengikuti upacara untuk menerima gelar tersebut dengan didampingi Ibu Negara Iriana. Kemudian, Sultan Tidore memberikan piagam kepada Jokowi.

“Saya Sultan Tidore Haji Husain SH, khalifatul mukaram, memerintahkan terhadap jin dan manusia, dengan ini mengangkat gelar kehormatan kepada saudara saya Bapak Joko Widodo, Presiden RI sebagai Biji Nagara Madafolo atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara,” kata Sultan Tidore seperti dikutip setkab.go.id, 8 Mei 2015.

Sultan menjelaskan, gelar Biji Negara Madafolo diberikan pada Presiden Jokowi sebagai bentuk pelestarian adat. Selain itu, Jokowi juga dianggap telah berjasa menjunjung tinggi ada kebudayaan di Kesultanan Tidore.

3. Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku
Jokowi juga mendapat gelar kehormatan Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho. Gelar itu diberikan masyarakat adat Maluku pada tahun 2017 lalu. Gelar adat ini diberikan atas dasar keputusan majelis adat Maluku yang terdiri atas tetua adat atau Latupati.

Gelar adat kehormatan itu diberikan lantaran Jokowi dianggap sebagai pemimpin besar yang peduli terhadap kesejahteraan hidup masyarakat adat Maluku.

“Saya merasa sangat terhormat sekali dan mengucapkan terima kasih atas penganugerahan gelar adat kehormatan Maluku kepada saya. Saya memahami bahwa gelar ini disertai dengan tanggung jawab untuk memajukan Maluku, untuk menyejahterakan rakyat Maluku,” kata Jokowi menyambut gelar kehormatan itu di Kristiani Center Ambon, Maluku pada 24 Februari 2017.

Gelar itu diterima Jokowi di sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Maluku. Jubah kebesaran, kain ikat pinggang, kain bahu, mahkota kebesaran, dan tongkat adat kehormatan diberikan kepada Jokowi dari Ketua Majelis Latupati Maluku Bonafaxius Silooy. Jokowi berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan warga Maluku ini.

4. Kapiteng Lau Pulo
Jokowi juga menerima gelar adat Kapiten Lau Pulo. Gelar itu diterima Jokowi pada tahun 2017 lalu, saat dia berkunjung ke Tugu Pantai Pagatan, tepi Pantai Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Dalam penobatan yang dilakukan oleh Ketua Lembaga Adat Tanah Bumbu Burhansyah itu, Jokowi juga menerima pengalungan kain adat dan penyematan ikat pinggang, yang merupakan bagian dari penobatan gelar adat ini.

Pemberian gelar ini sebagai ungkapan terima kasih kepada Jokowi yang menjaga dan melestarikan sumber daya laut.

5. Kambepit atau Panglima Perang Suku Asmat
Gelar ada Kambepit atau Panglima Perang Suku Asmat diterima Jokowi dalam kunjungannya ke Kabupaten Asmat, Papua.

“Presiden diberi nama adat yang telah diputuskan dalam Musyawarah Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Asmat, yaitu ‘Kambepit’,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis, 12 Maret 2018.

Kambepit adalah nama Panglima Perang Asmat yang berasal dari rumpun Bismania. Bagi Suku Asmat, Panglima Perang Kambepit adalah pemimpin pemberani dan visioner yang memimpin Suku Asmat memasuki era perubahan di mana masyarakat Suku Asmat mengenal peradaban modern seperti sekarang ini.

Dengan pemberian nama Kambepit dan gelar adat sebagai Panglima Perang kepada Jokowi, masyarakat adat Asmat menginginkan agar Jokowi bisa menjadi Panglima Kambepit di masa kini yang memimpin mereka menuju era perubahan dan masa depan yang lebih baik.

6. Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri

Pada 2018 lalu, Jokowi juga diberikan gelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri. Ia mendapat gelar ini dari Kesultanan Deli di sela kunjungan kerja ke Sumatera Utara.

Gelar adat ini merupakan gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli.

Jokowi pun mengucapkan terima kasih kepada Kesultanan Deli atas gelar yang diberikan kepadanya. Jokowi mengungkapkan ada tanggung jawab dan amanat yang diemban dirinya untuk mewujudkan harapan dari Kesultanan Deli.

“Buah cempedak bentuknya bujur, sangat disukai oleh semua. Adat Deli sangatlah luhur, mari kita jaga bersama,” kata Jokowi, dilihat detikcom dari laman Sekretariat Kabinet.

7. Raja Balaq Mangkunegara
Gelar ada juga didapatkan Jokowi dari masyarakat adat Komering, Sumatera Selatan. Gelar yang diberikan adalah Raja Balaq Mangkunegara.

Selain Jokowi, Ibu Negara Iriana kala itu juga mendapatkan gelar Ratu Indoman.

Raja Balaq Mangkunegara berarti Raja Agung yang memegang kekuasaan tertinggi negara Republik Indonesia. Sementara Ratu Indoman berarti Ibunda yang memberikan perlindungan kepada masyarakat dan pengayom rakyat yang tak lepas dari sopan santun.

Gelar itu diberikan ke Jokowi dan Iriana pada 25 November 2018 lalu. Dalam penganugerahan kala itu, Jokowi tampak mengenakan pakaian adat khas Sumsel, lengkap dengan ‘tanjak’ sebagai ikat kepala khas Sumsel. Sementara Iriana tampak mengenai pakaian perempuan khas adat Sumsel.

8. Pinisepuh
Jokowi juga mendapat gelar Pinisepuh Paguyuban Pasundan. Gelar ini diberikan oleh masyarakat adat Paguyuban Pasundan pada 11 November 2018 lalu.

Pinisepuh Pasundan merupakan orang yang penuh keikhlasan membela masyarakat, membantu dan berjasa bagi bangsa dan negara.

Saat itu, Ketua Umum Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi juga menyematkan pin warna emas berbentuk miniatur kujang, senjata khas masyarakat Sunda, di bagian dada sebelah kanan baju Jokowi. Selain itu, Jokowi juga menerima sebilah kujang berwarna hitam.

“Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih atas penganugerahan pinisepuh di Paguyuban Pasundan. Ini penghormatan luar biasa pada saya,” kata Jokowi dalam sambutannya.

9. Datuk Seri Amanah Negara
Gelar Datuk Seri Amanah Negara diberikan kepada Jokowi pada 2018 yang lalu. Gelar itu diberikan oleh masyarakat adat Melayu Riau.

Dengan disandangnya gelar tersebut oleh Jokowi, maka Ibu Negara Iriana otomatis menyandang gelar Datin Iriana.

Prosesi pemberian gelar berlangsung di Gedung LAM Riau, Kota Pekanbaru, pada 15 Desember 2018.

Jokowi tampak mengenakan pakaian adat khas Riau, yakni Teluk Belanga, berwarna hitam lengkap dengan kain songket. Sedangkan Iriana mengenakan baju kurung tenun Melayu berwarna kuning.

10. Derayeh Acang Aco
Pada 2019, Jokowi mendapat anugerah gelar adat dari masyarakat adat Dayak Lundayeh. Gelar ini diterima Jokowi dalam kunjungannya ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada 19 Desember 2019 lalu.

Adapun gelar adat yang diberikan kepada Jokowi yaitu Derayeh Acang Aco. Gelar itu bermakna pemimpin besar yang mampu melakukan dan mengerahkan semua tenaga dan pikirannya untuk kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyatnya.

Jokowi pun merasa terhormat mendapatkan gelar adat tersebut. Dia mengatakan, gelar adat itu diberikan kepadanya karena dia merupakan presiden pertama yang datang ke wilayah tersebut.

“Saya kira ini sebuah kehormatan yang sangat baik yang diberikan kepada kita karena memang ini adalah presiden yang pertama yang datang ke perbatasan di sini, di Kecamatan Krayan,” kata Jokowi berdasarkan keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

11. Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa
Gelar berikutnya yang diterima Jokowi adalah Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa. Gelar itu diberikan oleh masyarakat adat Ende, Nusa Tenggara Timur.

Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa memiliki makna pemimpin wilayah seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Gelar itu diberikan kepada Jokowi dalam kunjungannya ke Rumah Tenun Ende usai memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila. Kedatangan Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo disambut Tari Woge yang memiliki makna untuk menyambut kemenangan perang.

12. La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara
Jokowi juga dianugerahi gelar kehormatan adat dan budaya Kesultanan Buton. Jokowi mendapat gelar La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara.

“Dengan dianugerahkannya gelar tersebut, Bapak La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara dinobatkan secara resmi menjadi kerabat dan sesepuh dalam daerah eks Kesultanan Buton,” kata La Ode Muhamad Arsal, berdasarkan keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (27/9/2022).

Dewan Pakar Kerukunan Keluarga Indonesia Buton Dr Tasrifin Tahara menjelaskan makna secara keseluruhan dari gelar yang diberikan kepada presiden Jokowi adalah pemimpin laki-laki yang mampu menyatukan nusantara. Sebagai pemimpin dari Indonesia, Jokowi dinilai mampu mengapresiasi seluruh suku-suku yang ada di Nusantara.

“Jadi Maknanya adalah seorang laki-laki pemimpin di seluruh wilayah nusantara, itu diberikan kepada gelaran adat kepada Jokowi atas posisi nya sebagai pemimpin nusantara yang bisa menyatukan, bisa mengapresiasi seluruh suku-suku yang ada di nusantara, termasuk mengapresiasi kebudayaan,” jelas Tasrifin, seperti dilansir detikSulsel, Selasa (27/9/2022).

13. Dada Madopo Malamo
Terbaru, Jokowi mendapatkan gelar ‘Dada Madopo Malamo’ dari Kesultanan Ternate. Saat menerima gelar itu, Jokowi mengapresiasi Kesultanan Ternate yang terus menjaga adat dan kearifan lokal.

“Pagi hari ini saya mendapatkan gelar dari Kesultanan Ternate, dari Bapak Sultan Hidayatullah Sjah, Sultan Ternate yang ke-49 dengan gelar ‘Dada Madopo Malamo’ nanti artinya seperti apa tanyakan langsung kepada Bapak Sultan,” kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (28/9/2022).

Jokowi mengatakan adat dan tradisi yang ada di Indonesia harus terus dijaga. Jokowi pun mengapresiasi Kesultanan Ternate yang telah menjaga dan melestarikan adat itu.

“Tapi ini adat, tradisi, kearifan lokal memang harus terus kita jaga dan kita rawat. Saya mengapresiasi apa yang telah dikerjakan oleh Kesultanan Ternate menjaga, merawat adat, tradisi, kearifan lokal sehingga inilah yang sering saya sampaikan berkepribadian dan berkebudayaan,” tutur Jokowi.(Sumber)