Mengenal Sosok Adies Kadir, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Asal Jawa Tengah

Nama Adies Kadir mencuat ketika Komisi III DPR RI melakukan rapat dengar pendapat dengan Mabes Polri terkait kasus Ferdi Sambo. Kala itu, Adies Kadir sempat viral karena celotehannya terhadap anggota Komisi III DPR lainnya. Ia memang gemar bercanda, sosoknya yang ramah dan ceplas-ceplos menjadi kekhasannya, apalagi ia tumbuh besar di Jawa Timur, daerah yang terkenal ceplas-ceplos diselingi kejenakaan dalam berkomunikasi.

Meski tumbuh besar di Jawa Timur, Adies Kadir ternyata kelahiran Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 17 Oktober 1968. Masa sekolah dasar juga masih ia jalani di Kalimantan Timur yakni, SD Negeri Selat VII, Kapuas dari tahun 1874 sampai 1981. Masa SMP pun masih dijalaninya di Kalimantan Timur dengan bersekolah di SMP Negeri 1 Samarinda dari tahun 1981 sampai 1984.

Baru pada tahun 1984 ketika ia hendak melanjutkan pendidikan ke SMA, Adies Kadir harus ikut kehidupan keluarganya yang sering kali berpindah. Masa SMA ia bersekolah di SMA Negeri 3 Kupang, NTT pada tahun 1984 sampai 1987.

Kehidupannya kembali berpindah ketika memasuki masa pendidikan tinggi. Guna meraih gelar sarjananya, Adies Kadir lantas menyeberang ke Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Dari sinilah perkembangan kehidupannya bermula. Ia masuk ke Universitas Wijaya Kusuma Surabaya di jurusan Tekhnik Sipil dari tahun 1987 dan menamatkannya di tahun 1993.

Sembari berkuliah, Adies Kadir juga memanfaatkan waktu untuk bekerja. Prosesnya membuahkan hasil kala pada tahun 1992 ia menempati struktur top management di PT Lamicitra Nusantara Tbk sebagai site manager. Karirnya ini dijalaninya sampai tahun 1996.

Pada tahun 1996 ia berpindah tempat kerja karena tawaran yang lebih menguntungkan ke perusahaan PT Surya Inti Permata Tbk sebagai project manager. Tiga tahun Adies Kadir bekerja di perusahaan ini. Ia lantas kembali berpindah tempat bekerja yakni di PT Adi Jayatek sebagai direktur utama dari tahun 1999 sampai 2005.

Pada tahun 2000, Adies Kadir sempat mengambil kembali gelar sarjana S1 di bidang hukum Universitas Merdeka Surabaya dari tahun 2000 sampai 2003, guna menopang karirnya yang semakin melesat. Karirnya sebagai Direktur Utama PT Adi Jayatek kemudian terhenti di tahun 2005.

Pada tahun 2005 tersebut, Adies Kadir kembali ke perusahaan awal PT Lamicitra Nusantara Tbk sebagai General Manager, sebuah posisi yang terbilang masih prestisius untuknya.

Sembari bekerja, seperti kebiasaan seorang Adies Kadir, ia mengisi waktu luang dengan meneruskan kuliah guna mendapatkan gelar magister di Ilmu Hukum Universitas Merdeka Malang. Dengan kecemerlangan dan kecerdasannya, Adies Kadir berhasil lulus dalam tempo waktu satu tahun yakni di tahun 2006 sampai 2007.

Atas kapasitasnya dan ketertarikannya di bidang hukum, Adies Kadir melepas karir profesionalnya di PT Lamicitra Nusantara dan memilih berkarir di bidang hukum sebagai Managing Partners di SMP Law Office.

Terlepas dari perjalanan karir profesional dan latar belakang pendidikannya, Adies Kadir sudah aktif berorganisasi di Partai Golkar sejak tahun 2002. Karir dunia organisasi pertama yang tercatat adalah sebagai sekretaris PD AMPG Kota Surabaya di tahun 2002. Dilanjutkan sebagai Ketua PD AMPG Kota Surabaya di tahun 2004, kemudian Wakil Ketua Bidang Pemuda DPD II Partai Golkar Kota Surabaya tahun 2004.

Berlanjut sebagai Wakil Ketua HIPMI di tahun 2004, Wakil Ketua Kompartemen KADIN Jawa Timur tahun 2007, Ketua Ormas MKGR Kota Surabaya tahun 2008, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Surabaya tahun 2009, Wakil Sekretaris KNPI Jawa Timur tahun 2009, Sekretaris DPD Ormas MKGR Jawa Timur tahun 2012, Wakil Ketua Asosiasi Advokat Indonesia tahun 2012.

Sebelumnya, di tahun 2010, Adies Kadir turut maju dalam pemilihan Calon Wakil walikota Surabaya pada Pilwalkot Surabaya 2010 berpasangan dengan Arif Afandi (didukung Demokrat & Golkar). Sayangnya ia harus kalah dari kompetitornya, Tri Rismaharini.

Tidak menyerah pada kekalahan, pada tahun 2014 Adies Kadir memberanikan diri maju pada Pemilu legislatif sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur I yang meliputi Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya.

Pada April 2015 Adies mutasi komisi. Adies sebelumnya duduk di Komisi III yang membidangi hukum, HAM dan keamanan. Lalu, Adies bertugas di Komisi IX yang membidangi tenaga kerja, kependudukan dan kesehatan.

Namun, di periode pertama sidang 2015-2016, Adies Kadir kembali lagi ke Komisi III DPR RI. Januari 2016, ia juga menempati posisi sebagai anggota Badan Anggaran dan Badan Musyawarah.

Di November 2015, menjelang proses sidang Kasus Pencatutan Nama Presiden dan Wakil Presiden RI oleh Ketua DPR-RI terkait negosiasi perpanjangan kontrak PT.Freeport Indonesia, Adies dimutasikan untuk menjadi Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menggantikan Budi Supriyanto.

Pada periode 2019-2024, Adies Kadir kembali terpilih menjadi anggota DPR-RI dengan perolehan suara 106.106, dari Fraksi Golkar dapil Jawa Timur 1. Pada periode 2019-2024, Adies Kadir bertugas di Komisi III DPR dan Badan Musyawarah.

Selama di DPR RI, banyak hal telah dilakukan oleh Adies Kadir, di antaranya adalah pembahasan, penyusunan serta perumusan RUU KUHP, kemudian pembahasan terkait Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Perdata, ada pula Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Pimpinan KPK pada setiap periodenya.

Evaluasi kinerja kementerian dan mitra kerja terkait yakni Kementerian Hukum dan HAM, Komnas HAM, Polri, KPK, dan institusi lainnya. Adies Kadir juga turut aktif dalam pembahasan kasus mobile 8, penyusunan, pembahasan dan pengesahan RUU Paten, pembahasan kasus tanah RS Sumber Waras, Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Hakim Agung dan lainnya.

Adies Kadir merupakan salah satu anggota DPR RI yang patut diteladani, meski belum lama berada di Gedung Senayan, DPR RI ia sudah menunjukkan kerja yang optimal hingga dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI. Selain itu, di Partai Golkar, Adies Kadir yang berkarir sejak di akar rumput juga mendapatkan amanah besar sebagai Ketua Umum DPP Ormas MKGR periode 2020-2025. {golkarpedia}