Di tengah banyaknya kontroversi dan kritikan negara Barat terhadap kelayakan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia, Presiden FIFA Gianni Infantino merespon balik tuduhan tersebut dengan sindiran yang keras lagi tegas.
Dalam konferensi persnya pada Sabtu (19/11), Gianni menunjukkan jika dia mengetahui dengan baik situasi di Qatar dan apa saja yang digunakan Barat untuk memojokkan negara Teluk itu.
“Hari ini saya memiliki perasaan yang kuat. Hari ini saya merasa Qatar, saya merasa Arab, saya merasa Afrika, saya merasa gay, saya merasa cacat, saya merasa pekerja migran,” katanya dalam sambutan yang berlangsung selama hampir satu jam.
Gianni dengan penuh emosional mengatakan jika Barat tidak berhak melemparkan kritik pedas pada Qatar tentang pekerja migran, sebab Barat kerap membuat kebijakan yang menutup akses pengungsi ke negara mereka.
“Jika Eropa benar-benar peduli dengan nasib orang-orang ini, mereka dapat membuat jalur hukum, seperti yang dilakukan Qatar, di mana sejumlah pekerja ini dapat datang ke Eropa untuk bekerja. Beri mereka masa depan, harapan,” tegasnya.
Barat disebut Gianni hanya berfokus pada keburukan Qatar yang mereka juga sebenarnya lakukan namun menolak untuk mengakui itu.
“Pelajaran moral sepihak ini hanyalah kemunafikan. Saya bertanya-tanya mengapa tidak ada yang mengakui kemajuan yang dibuat di sini sejak 2016,” ujar Gianni.
Menurut Gianni tidak mudah bagi Qatar untuk mewujudkan cita-citanya sebagai tuan rumah Piala Dunia, dan harusnya itu diapresiasi.
“Qatar siap, ini akan menjadi Piala Dunia terbaik yang pernah ada. Saya tidak harus membela Qatar, mereka bisa membela diri. Saya membela sepak bola,” tegasnya.
Pada Februari 2021, Guardian melaporkan bahwa 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka telah meninggal di Qatar sejak negara itu resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Pejabat Piala Dunia Qatar juga meluncurkan perubahan yang mengejutkan dan tiba-tiba, seperti melarang alkohol di stadion pada Jumat (19/11).(Sumber)