News  

Kemana Jenderal Andika Perkasa Usai Tak Jadi Panglima TNI Lagi?

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dipercaya Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022.

Purna dari dunia militer sejumlah pihak banyak yang mengaitkan Andika dengan posisi di pemerintahan Jokowi, termasuk pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin.

Serupa dengan Panglima TNI sebelumnya —Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto — menurut Ujang, nasib Andika kemungkinan besar tak jauh dari seniornya itu.

Jabatan duta besar hingga menteri, menurut Ujang dapat jadi beberapa opsi posisi yang mungkin dapat diisi Andika nanti setelah pensiun dari militer.

“Ya kalau kita bicara pasca Andika tidak menjadi panglima lagi ya, dipensiunkan tahun 2022 ini, banyak kemungkinan. Bisa menjadi menteri, bisa menjadi duta besar, gitu.

Kalau kita lihat dari pengalaman yang lalu kayak Hadi Tjahjanto itu, kan, sudah saya analisa waktu itu ke mana Pak Hadi Tjahjanto akan berlabuh pasca pensiun dari panglima TNI,” ujar Ujang, Senin (5/12).

“Saya katakan kemungkinan jadi menteri. Memang pada reshuffle sebelumnya Pak Hadi belum mendapatkan menteri. Dia ditugaskan khusus untuk ngurus Mandalika, kan gitu.

Tapi pada reshuffle berikutnya dia dapatlah kursi menteri itu. Artinya, analisa saya juga sejak dulu tentang Hadi Tjahjanto presisi bahwa Hadi jadi menteri juga,” sambungnya.

Meski begitu, Ujang tak dapat menerka lebih jauh soal posisi kementerian mana yang mungkin dapat diisi Andika. Hal itu menurutnya murni menjadi kewenangan Presiden Jokowi untuk menentukan di mana Andika nantinya akan bertugas jika harus masuk ke pemerintahannya.

Walau nantinya perombakan kabinet tak kunjung terjadi, posisi duta besar diyakini Ujang bisa jadi posisi lainnya yang dapat diisi Andika.

”Soal posisi menteri mana, tentu itu kewenangan dari Jokowi. Tergantung nanti menteri mana saja yang akan direshuffle yang kira-kira rawan kena reshuffle. Kan, dulu Menteri ATR yang rawan karena dia dari profesional, dari independen, rawan reshuffle, maka digantilah [dengan] Hadi. Walaupun Hadi enggak punya background pertanahan, tapi jadi menteri,” ucap Ujang.

”Kalau tidak ada reshuffle, ya, bisa jadi menjadi dubes. Itu yang mungkin bisa mendapatkan hadiah bagi Andika dari Jokowi,” lanjut dia.

Potensi Geser Menteri NasDem
Bicara soal reshuffle, Ujang meyakini hal itu kemungkinan segera akan terjadi terutama bagi para menteri dari NasDem. Hal itu terjadi karena renggangnya hubungan Jokowi dan NasDem menyusul pencalonan Anies Baswedan sebagai capres oleh NasDem beberapa waktu lalu.

”Saya, sih, meyakini kelihatannya akan ada reshuffle dan bisa mengarah ke NasDem kelihatannya. Soal reshuffle sekali lagi urusan Jokowi, urusan Presiden,” ungkap Ujang.

“Ya, mungkin-mungkin saja. Saya dapat kabar juga gitu kemungkinan bisa reshuffle menteri dari NasDem. Apakah akan dihabiskan tiga-tiganya, kan, kita enggak tahu juga apakah yang direshuffle 2 dari 3 kursi NasDem. Mungkin-mungkin saja,” imbuhnya.

Potensi reshuffle menteri NasDem itulah, kata Ujang, yang kemungkinan akan jadi momentum bagi Jokowi untuk memberikan sedikit ruang bagi Andika di kabinetnya. Baik itu untuk posisi Menkominfo, Mentan, atau Menteri LHK, yang ketiganya saat ini diisi oleh menteri dari NasDem.

”Andika pun, ya, nanti tidak tahu apakah nanti memang ada reshuffle mengganti menteri-menteri dari NasDem dan jatahnya Andika ada, ya kalau kita bicara NasDem ada di Mentan, ada di Menteri LHK, dan ada di Kominfo. Itu misalnya kalau ada reshuffle dari NasDem. Ya, kita tunggu saja karena itu hak kewenangan Jokowi,” kata Ujang.(Sumber)