News  

Azka Aufary Ramli Kritisi Keamanan Data Digital di Indonesia

Saat ini teknologi biometrik semakin banyak dijumpai di berbagai alat elektronik seperti mesin absen, komputer maupun gawai. Biometrik mencerminkan perkembangan teknologi yang semakin maju. Selain lebih mudah, teknologi biometrik juga lebih akurat sebagai sistem keamanan.

Semakin maraknya kasus kriminal yang terjadi karena pembobolan sistem keamanan menggunakan kata sandi, menjadikan biometrik sebagai pilihan sistem keamanan yang lebih baik.

Seiring berkembangnya Teknologi, biometrik hadir sebagai bentuk identifikasi manusia dan kontrol akses digital maupun akses fisik, dengan menggunakan karakteristik anatomi atau perilaku manusia untuk proses identifikasi. Maltoni et. al. (2003) menyatakan bahwa pengenalan biometrik atau identifikasi biometrik merupakan pengenalan seseorang secara otomatis berdasarkan karakteristik unik dari fisiologis (bagian-bagian tubuh tertentu seperti sidik jari, wajah dan retina) maupun perilakunya.

“Pada saat ini kita perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada. Serta, kita perlu waspada mengenai keamanan data pribadi apabila hendak menggunakan teknologi yang ada. Mengingat, kebocoran data pribadi bisa terjadi kapan saja.” Ujar Dewan Kehormatan Badan Koordinasi Nasional Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Bakornas Fokusmaker), Azka Aufary Ramli

Pada tahun 2022, masyarakat Indonesia beberapa kali diresahkan dengan informasi terkait kebocoran data. Adapun kebocoran data yang terjadi selama tahun 2022 diantaranya :

1. Bank Indonesia
Kebocoran data dialami Bank Indonesia (BI) pada Januari 2022 disebabkan oleh grup ransomware Conti yang mencuri 228GB data dari 513 komputer.

2. PLN
Seorang pengguna mengklaim berhasil memiliki lebih dari 17 juta data milik pelanggan PLN. Ia kemudian menjual jutaan data tersebut ke forum siber.

Sejumlah data yang dijual di antaranya, ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran, sampai nama unit UPI.

3. Indihome
Data yang bocor berupa 26 juta data riwayat browsing atau penelusuran pengguna Indihome. Data itu disebar oleh seorang yang menggunakan nama akun Bjorka di forum hacker pada Agustus 2022.

Adapun data tersebut berisi tanggal, keyword (kata kunci), domain, platform, browser, url atau link, google keyword, IP (internet protocol), screen resolution, lokasi geografis, hingga user info seperti email, nama, gender, sampai national id card number atau NIK.

4. Data Registrasi SIM
Aksi Bjorka selanjutnya menjual kumpulan data pendaftaran SIM seluler warga Indonesia di forum internet. Data berjumlah 1,3 miliar yang berisi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran (registrasi kartu SIM).

5. Kebocoran Data BIN
Bjorka kemudian mengklaim mengaku mendapatkan dokumen surat menyurat milik Presiden Jokowi, termasuk surat dari Badan Intelijen Negara (BIN). Surat dan dokumen untuk Presiden Indonesia, termasuk surat yang dikirimkan BIN dengan label rahasia.

6. Kebocoran Data Kemensos
Terbaru kebocoran data diduga dialami oleh Kementerian Sosial (KEMENSOS). Data tersebut diklaim berjumlah 102 juta data yang berisi foto Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), sampai kartu BPJS.

“Melihat kebocoran data yang sudah terjadi sampai sejauh ini di Indonesia. Maka, peran Pemerintah perlunya hadir dalam memberikan solusi maupun aksi nyata terhadap permasalahan itu. Selain itu, pentingnya kita sebagai warga negara untuk mulai peduli dalam menjaga data pribadi masing-masing.” Ujar, Ketua Bidang Perdagangan DPP AMPI ini.

Merespons kebocoran data yang sudah terjadi di Indonesia, Pemerintah meresmikan Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) pada Selasa (10/9/2022). Selain itu, menurut Peneliti Keamanan Siber, Teguh Aprianto beberapa cara mudah agar pemilik data di ruang virtual tetap aman dari ancaman penipuan daring, kebocoran hingga pencurian data. Adapun caranya sebagai berikut :

1. Bersikap kritis ketika ada pihak lain yang menanyakan data pribadi.
2. Rutin mengganti dan memeriksa apakah data bocor atau tidak melalui situs periksadata.com.
3. Memanfaatkan setiap fitur keamanan dari aplikasi atau layanan yang digunakan di ruang digital.

“Semoga kedepannya Pemerintah mulai menyadari maupun peduli terhadap data-data digital yang di Indonesia. Serta, dapat memberikan tindakan tegas apabila kejadian kebocoran data terulang kembali. Untuk masyarakat, mulai saat ini harus peduli dengan melindingi data pribadinya.” Tutup Politisi Muda Partai Golkar ini. {golkarpedia}