Ashin Wirathu, biksu penghasut warga Myanmar yang umumnya berpendidikan rendah untuk menyebarkan kebencian agama, Selasa (3/12) menerima penghargaan dari junta militer Myanmar atas karyanya yang memicu pembantaian Muslim Rohingya. Biksu yang dijuluki Majalah Time sebagai “Buddhist bin Laden” itu memang satu ‘cetakan’ dengan para elit rejim militer Myanmar.
Tak tanggung, Pemimpin Junta Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, menyerahkan penghargaan itu. Wirathu juga dianugerahi gelar Thiri Pyanchi atas “pekerjaan luar biasa yang sangat berdampak positif bagi persatuan Myanmar”.
Banner Donasi Inilah Kitabisa 03 – inilah.com
Pada tahun 2013, setelah kerusuhan komunal yang menargetkan Muslim Rohingya, Majalah Time menjulukinya Buddhist bin Laden. Julukan itu digunakan pers Barat sampai saat ini.
Baca juga
UNHCR: 2022 Jadi Tahun yang Paling Banyak Menewaskan Pengungsi Rohingya di Laut
Wirathu adalah satu dari ratusan orang yang menerima penghargaan dan gelar kehormatan, satu hari sebelum Myanmar merayakan ulang tahun ke-75 kemerdekaan negara itu dari Inggris.
Sebelum wajahnya tampil di Time sebagai The Face of Buddhist Terror tahun 2013, Wirathu telah lama dikenal dengan retorika nasionalis anti-Islam, dengan sasaran Muslim Rohingya.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan Wirathu telah memicu permusuhan, pembantaian dan meletakan dasar bagi tindakan militer Myanmar tahun 2017, yang memaksa 750 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.
Di era pemerintahan Aung San Suu Kyi, Wirathu dipenjara atas tuduhan penghasutan. Pada September 2021 junta membebaskan Wirathu setelah membatalkan semua dakwaan terhadapnya.(Sumber)
