Sikap Megawati Soekarnoputri yang menguliti Presiden Joko Widodo di hadapan kader banteng dan masyarakat luas saat HUT ke-50 PDIP beberapa waktu lalu dinilai keliru.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengatakan, setidaknya ada dua persoalan yang bisa muncul setelah pidato Mega di HUT PDIP.
Pertama, Ketum PDIP ini akan dimusuhi oleh loyalis Jokowi garis keras. Siapa pun yang mencoba menyinggung Jokowi banyak yang alami perisakan. Persoalan kedua, Megawati tetap tidak mendapat simpati dari kelompok kontra Jokowi.
“Megawati berada di persimpangan, ia untuk saat ini sedikit salah langkah,” kata Dedi Kurnia kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/1).
Ada beberapa pernyataan Mega sukses menyedot perhatian publik lantaran dianggap menyentil Jokowi yang juga hadir dalam HUT PDIP tersebut. Mulai dari seorang presiden cukup dua periode menjabat, hingga klaim Jokowi tidak akan jadi presiden tanpa PDIP.
Dedi Kurnia mengupas, Megawati sebenarnya pernah melakukan hal serupa saat penutupan Rakernas II, 23 Juni 2022. Saat itu, Mega mengintatkan dirinyalah yang berada di balik pemilihan untuk memenangkan Jokowi. Namun saat Rakernas II tidak sefrontal seperti HUT PDIP kemarin.
“Kali ini ketika (kritik) terlalu terbuka, maka bisa berimbas elektoral pada PDIP,” tutupnya.(Sumber)