Mengenal Sosok Muhidin M. Said, Legislator Partai Golkar DPR RI Asal Sulteng

Muhidin M. Said adalah satu-satunya anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tengah. Meski menjadi satu-satunya anggota DPR RI dari Dapil Sulteng, Muhidin M. Said terhitung sebagai figur legislator senior. Sebab ia sudah empat kali secara berturut duduk sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar.

Pria kelahiran Soppeng, 7 Oktober 1950 ini telah menjadi anggota DPR RI sejak periode 2004 sampai 2009, lalu periode 2009–2014, 2014–2019, dan terakhir di 2019–2024. Keberadaan Muhidin M. Said di parlemen selama empat periode berturut ini menunjukkan bahwa dirinya memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk terus bisa berada pada jabatan dan posisi ini.

Tentu bukan perkara sembarangan juga figur Muhidin M. Said mampu menembus kursi legislatif DPR RI selama empat periode beruntun jika kinerjanya tidak benar-benar dirasakan masyarakat. Dalam Pemilu terakhir yang diikuti oleh Muhidin M. Said, yakni pada Pemilu 2019 saja ia berhasil meraih 94.779 suara. Sebuah ukuran capaian suara yang luar biasa besar.

Melesatnya karir Muhidin M. Said pada bidang politik dan profesional tentu tak bisa dilepaskan dari latar belakangnya. Tapak kehidupannya yang tak pernah beranjak dari Sulawesi Tengah sejak ia lahir hingga beranjak dewasa membuat pergaulan sosialnya berkembang di daerah ini.

Lahir di Soppeng, ketika masuk usia sekolah dasar Muhidin M. Said mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat di Palu dari tahun 1958 sampai 1964. Setelahnya, suami dari Sri Sulistiati ini melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Palu dari tahun 1964 dan lulus di tahun 1967. Tak hanya SMP, saat SMA pun Muhidin M. Said masih bertahan di Kota Palu untuk melanjutkan jenjang pendidikan di SMAN 1 Palu dari tahun 1967 sampai 1970.

Menuntaskan wajib belajar 9 tahun, Muhidin M. Said atas keinginannya, ia kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Meski banyak teman-temannya mencoba peruntungan atau melanjutkan pendidikan ke luar Sulawesi Tengah, Muhidin M. Said tak bergeming. Ia tetap meneruskan kehidupannya di Sulteng dengan mengambil gelar kesarjanaan di Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako pada tahun 1971.

Universitas Tadulako sendiri berada di Kota Palu. Ketika berkuliah, Muhidin M. Said tidak seperti mahasiswa pada umumnya yang hanya belajar lalu kembali ke tempatnya masing-masing. Tiada waktu luang untuk Muhidin M. Said yang terbuang percuma. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) menjadi tempatnya berkiprah sekaligus mengisi waktu luang dengan bermanfaat.

Karir organisasinya pun meningkat seiring proses yang telah dilalui olehnya. Hingga kemudian, Muhidin M. Said menjabat sebagai Ketua Senat Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako di tahun 1974 sampai 1976 dan Bendahara Umum HMI Cabang Palu di tahun 1982 sampai 1984. Muhidin M. Said sendiri berhasil mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Tadulako di tahun 1975.

Pasca lulus dan berhasil tersemat gelar sarjana ekonomi di belakang namanya, Muhidin M. Said melanglang buana di berbagai organisasi dan dunia profesional. Beberapa jabatan organisasi yang pernah dipegangnya antara lain Ketua DPD KNPI Sulawesi Tengah di periode 1982 sampai 1985, Ketua BPD Gapensi di tahun 1984 sampai 1990, Ketua AMPI Sulawesi Tengah dari tahun 1985 sampai 1990, Ketua HIPMI Sulawesi Tengah di tahun 1987 sampai 1991, hingga Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah 2 periode pada 1999-2004 dan 2004-2008.

Pada tahun 2002 sampai 2012, Muhidin M. Said pernah diamanahi jabatan sebagai Ketua Pengda Perbasi Sulawesi Tengah dan Dewan Penasehat Kadin di tahun 2010 sampai 2015. Tidak hanya karir organisasi, karir bidang profesional Muhidin M. Said pun terbilang mentereng.

Muhidin adalah seorang pengusaha besar di Sulawesi Tengah dan memiliki usaha di berbagai bidang antara lain real estate (PT.Bhakti Kencana Mandiri), modal ventura (PT. Sarana Ventura Sulawesi Tengah) dan kakao (PT. Industri Kakao Sulawesi Tengah).

Di Partai Golkar, Muhidin M. Said telah menjadi bagian dari keluarga besar partai berlambang beringin sejak tahun 1980-an. AMPI menjadi organisasi sayap Partai Golkar pertamanya. Di luar AMPI, Muhidin M. Said pernah pula mengemban amanah sebagai Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Tengah di tahun 2000, Ketua Kosgoro 1957 dari tahun 2007, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar di periode 2009 sampai 2015.

Lalu Ketua Bidang Infrastruktur dan Transportasi DPP Partai Golkar di tahun 2016 sampai 2019 dan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi DPP Partai Golkar di periode masa jabatan 2019-2024.

Muhidin M. Said sebenarnya bisa terhitung sebanyak 6 periode duduk di kursi DPR RI jika memasukkan periode tahun 1992-2004 turut dihitung. Di periode itu, Muhidin M. Said menjadi anggota MPR RI dari unsur utusan daerah Sulawesi Tengah. Setelah UUD mengalami amandemen, hingga utusan daerah dihapuskan dan diganti dengan DPD RI.

Perubahan regulasi tersebut turut mendorong migrasi pilihan politik Muhidin M. Said. Terlebih ia sudah cukup lama menjadi bagian dari Partai Golkar. Maka tak ada keraguan bagi Muhidin M. Said untuk menjadikan Partai Golkar sebagai pelabuhan politiknya. Di Pemilu 2004, Muhidin M. Said kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar untuk Dapil Sulawesi Tengah.

Berbekal tapak kehidupan serta manfaat yang telah ia tebar untuk masyarakat Sulawesi Tengah selama ini, Muhidin M. Said berhasil terpilih. Tidak hanya satu periode, di tiga periode selanjutnya, ia meneruskan kultur keterpilihan dirinya sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.

Di Parlemen, Muhidin M. Said pernah mencicipi berbagai jabatan mulai dari Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk periode 2009 sampai 2019, anggota Komisi XI DPR RI, hingga Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI di periode 2019-2024.

Selama duduk di DPR RI, Muhidin M. Said terhitung sangat aktif dalam berbagai kerja-kerja legislasi di parlemen. Di antaranya turut aktif dalam pembahasan rancangan Undang Undang (RUU) Jasa Konstruksi, pembahasan rancangan APBN dari tahun ke tahun, pengambilan keputusan pembekuan izin usaha Lion Air.

Lalu berkontribusi aktif dalam pembahasan mengenai RUU Sumber Daya Air, pembahasan mengenai insiden dan kecelakaan konstruksi pada Proyek Strategis Nasional, pembahasan masalah transportasi di Jabodetabek dengan BPTJ. Muhidin M. Said juga memiliki kontribusi positif dalam pembahasan hingga perumusan RUU Search and Rescue (SAR).

Generasi muda Partai Golkar bisa banyak belajar dari seorang Muhidin M. Said mengenai betapa mahalnya sebuah loyalitas harus dijunjung tinggi demi keberhasilan dalam kehidupan. Loyalitas yang terbangun dari diri Muhidin M. Said tentu perlu diwariskan pada generasi muda Partai Golkar. Seiring waktu, daun-daun tua beringin akan meranggas, berganti dengan tunas baru yang siap menjaga kekokohan batang beringin. {golkarpedia}