9 Klub Sepakbola Yang Pernah Terkenal Lalu Bangkrut dan Hilang Ditelan Bumi

9 klub sepakbola yang sempat terkenal lalu bangkrut dan hilang ditelan bumi menarik untuk dikulik.

Sebab, kondisi yang berbanding terbalik ini tak pernah disangka bakal dialami klub-klub tersebut.

Sepakbola sendiri menjadi cabang olahraga yang banyak diminati.

Sepakbola juga terkenal dengan beberapa klub ternama.

Tak hanya klub di Eropa, di Indonesia sendiri memiliki beberapa klub besar. Bahkan, negara yang fanatik akan si kulit bundar ini memiliki klub yang sangat membludak

Santer terdengar, beberapa klub yang menjadi raksasa liga Indonesia pada masanya kini justru hilang tak menyisakan jejak. Prestasi yang ditorehkannya pun kini hanya tinggal kenangan.

Siapa saja klub itu? Berikut 9 klub sepakbola yang sempat terkenal lalu bangkrut dan hilang ditelan bumi.

9 Klub Sepakbola yang Sempat Terkenal Lalu Bangkrut dan Hilang Ditelan Bumi

9. Warna Agung

Pencinta sepakbola era 1970-1980 mungkin tak asing dengan klub satu ini.

Warna Agung yang dibentuk oleh pengusaha Benny Mulyono ini menjadi kekuatan besar sepakbola Tanah Air pada masanya.

Klub ini dikenal masyarakat Indonesia lantaran menjadi juara edisi perdana Liga Sepakbola Utama alias Galatama 1979.

Widodo Cahyono Putro selaku pelatih Bali United sempat menjadi pemain yang bela klub yang dulunya bermarkas di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) ini.

Terkenal sebagai juara perdana, rupanya klub satu ini memiliki masalah internal.

Setelah gemilang di musim perdana Galatama, Warna Agung justru tiba-tiba lenyap tanpa jejak di dunia sepakbola Tanah Air.

8. Arseto Solo

 

Klub yang dibentuk oleh Ari Sigit Haryodanto ini termasuk klub kenamaan pada 1990-an. Mulanya, klub ini bermarkas di Jakarta, namun pada 1983, pindah ke Solo, Jawa Tengah.

Arseto Solo menjadi pelipur bagi masyarakat Solo yang telah lama mendambakan kejayaan. Sayangnya, klub yang mencetak pemain hebat ini harus bubar setelah liga yang diikuti berhenti lantaran kerusuhan pada 1998.

7. Yanita Utama

Klub Galatama yang bermarkas di Bogor ini dibentuk pada 1981 dengan nama Jaka Utama. Lantaran terlibat suap di Lampung, klub ini pun dibeli oleh Pitoyo Haryanto dan berganti nama menjadi Yanita Utama pada 1983.

Yanita Utama menjadi juara di Galatama musim 1983-1984 dan 1984-1985. Pada musim 1984, klub ini berhasil menjadi wakil Indonesia di ajang antarklub yang digelar di Jakarta dan Bandung.

Sayangnya di final, klub ini tunduk dari Bangkok Bang dengan skor 0-1. Pertandingan final di Asean 1, menjadi prestasi terakhir jlub kebanggan warga Bogor ini pada 1985

8.Krama Yudha tiga berlian

Sebagai seorang penggila bola, Sjarnoebi Said membentuk klub bola dengan nama Krama Tiga Berlian Palembang (KTB Palembang). Mulanya, klub ini bermarkas di Palembang.

Namun, seiring berjalannya waktu, Krama Yudha Tiga Berlian pindah ke Bekasi, Jawa Barat. Tepatnya, klub ini bermarkas di stadion yang kini bernama Stadion Patriot Candrabhaga.

Klub ini diketahui mundur di ajang Piala Winners Asia pada 1991 setelah alami krisis finansial. Bahkan, sang pemilik diketahui meminta bantuan PSSI dalam penanganan masalah, sebelum akhirnya dibubarkan pada 1991-1992.

5. Niac Mitra

Niac Mitra atau New International Amusement Center adalah klub bola kebanggaan Surabaya, Jawa Timur. Bersama dengan sang legenda, Persebaya Surabaya, klub ini memajukan nama kota Pahlawan tersebut.

Bersama dengan Pardedetex, Jayakarta, Indonesia Muda, dan Warna Agung, klub ini mendirikan Galatama.

Dalam kompetisi tersebut, mereka sudah tiga kali juara, yakni pada musim 1981-1982, 1982-1983, dan 1986-1987.

Bahkan pada 1983, Niac pernah bertanding melawan Arsenal di Stadion 10 November.

Niac Mitra bubar setelah aturan-aturan di liga yang menyebabkan klub ini merugi.

Meski sempat mendapat tawaran bantuan dari Dahlan Iskan, Alexander Wenas selaku pemilik lebih memilih membubarkannya pada 1991.

4. Mastrans Bandung Raya

Klub yang dibentuk 1987 menjadi jebolan tersukses di kompetisi Ligina Galatama. Mastrans Bandung Raya (MBR) menjadi juara 3 tahun berturut-turut di Legina. MBR resmi bubar setelah alami krisis keuangan pada 1997.

3. PKT Bontang

Klub Pupuk Kaltim (PKT) Bontang ini merintis di Galatama 1988-1989. Di era Ligina, PKT Bontang berhasil juara dan menjadi runner-up Liga BRI 1999-2000 setelah dikalahkan PSM Makassar

Kiprah PKT Bontang di dunia sepakbola Tanah Air tak lepas dari kucuran dana dari PT Pupuk Kaltim yang berhasil mendatangkan pemain-pemain hebat di akhir era 1990-an. PKT Bontang berganti nama pada 2009, dan justru menjadikan klub ini tak memiliki sinar kejayaannya lagi.

2. Petrokimia Putra

Klub bentukan PT Petrokimia Gresik ini di gelaran Ligina 1994-1995 berhasil tampil meyakinkan hingga di partai final. Klub yang dibentuk 1988 inipun diketahui berhasil menjuarai Ligina 2002.

Sayangnya, klub kebanggaan ultras mania itu turun dan terdegradasi di kasta kedua. Pada 2005, klub ini bubar dan melebur dengan Persegres Gresik menjadi Gresik United.

1. Pelita Jaya

Raksasa Galatama ini diketahui sebagai klub yang konsisten. Di era Ligina, Pelita Jaya berhasil menjadi juara di era 1988-1989, 1989-1990, dan 1993-1994.

Klub yang terkenal akan prestasinya ini pun lenyap pada 2015 setelah sahamnya dibeli oleh Persipasi Bekasi.

Pelita Jaya pun berganti nama menjadi Persipasi Bandung Raya. Pada 2016, klub ini diubah menjadi Madura United.

Itulah 9 klub sepakbola yang sempat terkenal lalu bangkrut dan hilang ditelan bumi. Semoga bermanfaat.(Sumber)