Jokowi Sebut KIB Cocok Gabung KKIR, Airlangga Hartarto: Siap Lanjutkan Program Pembangunan

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk Golkar, PAN, dan PPP makin terang-terangan membuka kans kerja sama dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Gerindra-PKB jelang 2024. Ketum Golkar Airlangga Hartarto menilai perlu koalisi besar untuk menghadapi berbagai tantangan di Indonesia.

Hal ini disampaikan Airlangga usai Jokowi dan para ketum parpol tersebut menggelar pertemuan tertutup di sela Silaturahmi Ramadhan di DPP PAN, Jakarta Selatan, siang ini.

“Bagi KIB dalam pertemuan dengan Bapak Presiden, keberlanjutan pembangunan dan juga koalisi besar itu penting karena Indonesia adalah negara besar. Tantangan ke depan juga beragam, baik itu climate change, geopolitik indo-pasifik, kemudian juga politisasi identitas masih ada,” kata Airlangga, Minggu (2/4).

“Kalau kita semua bersatu, maka kita harus menghadapi, Indonesia terlepas dari middle-income trap. negara ASEAN seperti Malaysia aja masih berputar di sana, yang lepas dari Singapura. Timingnya, tadi Bapak Presiden menyatakan maksimal sampai 2038. jadi kalau 10 tahun ini tidak selesai, ini kita berputar-putar di sini saja,” ujar dia.

Menurut Airlangga, KIB dan KKIR juga cocok karena ketum partainya terdiri dari koalisi pemerintahan saat ini. Sehingga menurutnya, koalisi besar baru itu bisa lebih cepat dalam melanjutkan program-program Jokowi.

“Ini butuh kebersamaan. Kebersamaan itu koalisi besar. Koalisi besar itu mempunyai ideologi yang sama. Kami ini semuanya ada di pemerintahan, baik Pak Prabowo, Pak Zulkifli Hasan,” terang Airlangga.

“Pak Mardiono, Cak Imin, itu DPR-nya kan Juga berada dalam gerbongnya pemerintah. oleh karena itu, gerbong inilah yang siap untuk melanjutkan program secara lebih cepat. Nah, capres nanti kita tinggal bicarakan,” ujar dia.

Ketum PAN Zulhas membuka kemungkinan pertemuan lanjutan di masa mendatang. Adapun mengajak parpol koalisi pendukung pemerintah yang siang ini belum dapat hadir.

“Jadi hari ini kita silaturahmi di bulan suci Ramadhan. Tidak hanya sekadar basa-basi politik, enggak. kita ingin meningkatkan spiritualitas kita agar kokoh, komitmen kebangsaan, kemudian soliditas komitmen kebersamaan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar bangsa kita, persoalan kebangsaan, dan tentu keberlanjutan pembangunan. Kira-kira-kira itu intinya,” ujar Zulhas.

“Bisa dilihat, tentu akan ada lanjutan, diskusi mengenai koalisi besar, capresnya bagaimana, itu perjalanan, ada waktunya. Memang benar 10 tahun [PAN pernah dukung Prabowo]. Ada Pak Hatta tadi. Yang penting kita semua ingin bersama-sama agar pemilu kita nanti damai, sejuk,” tambah dia.

Jokowi Nilai KKIR Gabung KIB Cocok
Menanggapi wacana KKIR dan KIB bergabung, Jokowi menilai koalisi ini cocok. Tetapi ia menekankan tak ikut campur apa pun keputusan para ketum partai dalam membentuk koalisi.

“Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai,” kata Jokowi usai pertemuan di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4).

“Nanti [koalisi besar] ditanyakan urusan itu kepada ketua partai atau gabungan partai yang sudah ada. Jangan ditanyakan kepada saya. Yang berbicara itu ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja,” tegas dia.(Smber)