Tekno  

Geger! SoftBank Mendadak Tarik Uang Rp.1 Triliun Dari Saham GoTo

SVF GT Subco yang merupakan pemegang saham terafiliasi dengan perusahaan investasi Softbank, diam-diam melepas kepemilikan sahamnya secara signifikan di GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).

Perusahaan yang berbasis di Singapura itu tercatat menggenggam saham GOTO sebesar 8,71% pasca perusahaan sukses melakukan IPO awal tahun lalu.

Porsi kepemilikannya secara presentase tidak mengalami perubahan sama sekali tahun lalu, meskipun lock up perdagangan saham bagi pemegang saham awal yang berakhir akhir November tahun lalu. Namun, situasi berubah 180 derajat tahun 2023 di mana Softbank secara perlahan mengurangi kepemilikannya di GOTO.

Baca: Ada Transaksi Nego Rp 1,6 M di GOTO, Terbesar di Harga Rp 2
Pada akhir 2022 jumlah saham SVF GT memiliki 103,12 miliar (8,71%) saham GOTO. Sementara itu mengutip data terbaru Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kepemilikan SVF GT di GOTO saat ini bersisa 92,29 miliar (7,79%) saham.

Data KSEI juga mencatat bahwa pelepasan teranyar oleh SVF terjadi pada akhir Maret lalu, dengan total yang dilego telah mencapai 10,83 miliar saham.

Artinya, SVF GT secara eksklusif melepas saham GOTO sepanjang tahun ini. Dengan asumsi rata-rata minimum penjualan dilakukan di harga Rp 100/saham, jumlah dana yang diperoleh dari pelepasan saham GOTO mencapai Rp 1 triliun lebih.

Sebagai catatan, harga saham GOTO tidak pernah ditutup di bawah Rp 100/saham sejak tanggal 13 Januari tahun ini.

Tahun lalu, GOTO mencatatkan kerugian Rp 40 triliun, namun pemimpin perusahaan optimis bahwa perusahaan sudah berada di jalur yang benar untuk segera mencapai tingkat profitabilitas yang berdasarkan perhitungan internal diharapkan dapat terjadi akhir tahun ini.

Sementara itu, Softbank Group Corp mencatatkan kerugian Rp 187 triliun sepanjang tahun lalu karena kinerja sektor teknologi yang tertekan karena kenaikan suku bunga dan turunnya antusiasme investor.

Dalam tiga bulan terakhir tahun lalu Softbank Vision Fund (SVF) melaporkan investasi baru hanya sekitar US$ 300 juta (Rp 4,5 triliun), turun 98% dari US$ 15,6 miliar (Rp 234 triliun) yang digelontorkan perusahaan selama tiga bulan di tengah tahun 2021.(Sumber)