News  

Lawan Anies Baswedan di Pilpres 2024 Amat Teramat Berat

Bagi Calon Presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan tidak mudah untuk menang Pilpres 2024. Berat bahkan amat teramat berat. Walaupun berat dan ringan itu cuma perasaan. Setidaknya rasa berat itu dapat dirasakan. Tampak di depan mata.

Ringan bila dijalani dengan ikhtiar sungguh-sungguh. Mengikhtiarkan perubahan dengan merangkul semua dan menggerakkan potensi suara yang menginginkan perubahan. Lalu disempurnakan dengan doa dan tawakal.

Jangan pula terlalu pesimis. Seperti mengembangkan narasi Anies Baswedan tidak akan menang melawan Ganjar Pranowo. Pertarungan saja belum dimulai. Bagaimana mungkin Anies Baswedan tidak akan menang.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” [QS Ali ‘Imran: 139]

Menang kalah itu soal takdir. Takdir masih bisa berubah. Masih bisa diikhtiarkan. Yang penting proses bagaimana mengikhtiarkan perubahan.

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [QS. ar-Ra’d: 11]

Jangan pula terlalu optimis. Optimis bagus, tapi jangan berlebihan. Sikap optimis yang berlebihan dapat mengarah pada sikap sombong atau takabur yang dilarang dalam agama karena akan menyeret pelakunya pada perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Misalnya, Anies Baswedan pasti menang. Sehingga menganggap remeh lawan. Malas melakukan pergerakan suara karena merasa sudah menang. Padahal Pilpres 10 bulan lagi. Hanya berisik di media sosial tapi lemah dalam pergerakan ke bawah. Saatnya turun tangan merebut hati pemilih sebagai sebuah gerakan bersama.

Akibat terlalu optimis, setiap survei atau polling yang menempatkan Anies Baswedan di posisi ke-2 atau ke-3 dianggap sebagai survei dan polling bayaran misalnya. Tidak dianggap sebagai bahan introspeksi dan kajian untuk menyusun strategi pemenangan. Mensolidkan barisan.

Belajar dari pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Siapa sangka Prabowo-Sandi kalah. Padahal setiap kunjungan Prabowo-Sandi selalu dipenuhi lautan manusia. Fenomena Prabowo-Sandi di 2019 terjadi pada setiap kunjungan Anies Baswedan ke daerah sejak resmi dicalonkan oleh Partai NasDem sebagai calon presiden. Jutaan manusia memenuhi setiap kunjungan Anies Baswedan ke berbagai daerah. Jangan seperti buih di lautan. Tidak berpengaruh secara electoral di TPS-TPS.

Sehingga setiap kekurangan dan kelemahan Anies Baswedan untuk meraih kemenangan di Pilpres 2024 dinilai sebagai upaya propaganda dari pihak lawan. Dicap sebagai upaya untuk menggembosi.

Padahal lawan Anies Baswedan di Pilpres 2024 memang amat teramat berat. Semua sumber daya politik mereka kuasai. Pemodal kelas kakap ada di pihak sebelah. Belum lagi uang mereka tak berseri. Ada 272 kepala daerah yang diangkat presiden. Kekuasaan dan kekuatan finansial bisa mengubah menang jadi kalah, kalah jadi menang. Lengkap sudah cara mereka untuk mempertahankan status quo.

Sementara Anies Baswedan tidak memiliki apa yang mereka miliki. Anies Baswedan unggul dalam kepribadian, rekam jejak, gagasan dan narasi dalam menawarkan masa depan Indonesia. Mewujudkan janji kemerdekaan.

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” [QS. al-Anfal: 60]

Anies Baswedan punya Allah _subhanahu wata’ala_ yang akan memberikan takdir terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia. Ada kemudahan setelah kesulitan. Allah pasti akan mengubah keadaan lebih baik setelah beratnya perjuangan. Tidak ada bencana yang terus menerus terjadi.

“…Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)…” [QS. Ali Imran: 140]

Allah tempat kita meminta Pertolongan dan Perlindungan. Allah sebaik-baik Penolong dan Pelindung.

Bandung, 3 Syawal 1444/24 April 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis